Monday, December 6, 2010

Indah dan Nyaman; Maluku Utara


 Setelah mengikuti pelatihan selama 1 minggu di BALATKOP Manado,.

kami diberangkatkan ke Kalimantan Barat untuk mengikuti Jambore Pemuda Indonesia. Setelah mengikuti Jambore Pemuda Indonesia dilanjutkan dengan kegiatan BPAP di Provinsi Maluku Utara. Adapun Jambore Pemuda Indonesia dilaksanakan di Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan barat, selama kurang lebih 1 minggu; dari tanggal 1 juni sampai dengan tanggal 6 Juni. Kegiatan Jambore Pemuda Indonesia ini diikuti oleh 33 Provinsi yang ada di Indonesia dan perutusan dari Negara Brunai Darusalam. Dalam JPI ini, setiap Provinsi menunjukkan dan mempromosikan daerah masing-masing; baik kebudayaannya, makanan khasnya serta potensi wisatanya. Secara keseluruhan kontingen Sulawesi Utara telah melakukan yang terbaik selama mengikuti JPI dan bisa memberikan warna berbeda dalam kegiatan JPI tahun 2010 ini.  
Berkaitan dengan kegiatan BPAP. Provinsi Sulawesi Utara bermitra dengan Provinsi Maluku Utara, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur. Jadi, peserta BPAP yang ditempatkan di Maluku Utara terdiri dari 3 provinsi; masing-masing terdiri dari 8 orang, yaitu: propinsi Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan. Adapun tempat penempatan di desa Lolori Kecamatan Jailolo dan desa Jarakore Kecamatan Sahu. Berkaitan dengan penyambutan dari pemerintah dan PPMI Maluku Utara terasa sangat mengagumkan. Peserta BPAP dibuat bagaikan raja, segala sesuatu yang dibutuhkan dipersiapkan dengan baik. Kesan awal, sangat nampak koordinasi yang baik antara pemerintah daerah baik Propinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa dengan PPMI. Nyaris tidak ada masalah dan kendala yang dihadapi dalam penempatan BPAP tahun 2010 di Propinsi Maluku Utara.
Kami berada di Ternate sejak senin, 7 juni 2010, setelah melaksanakan perjalanan marathon nan melelahkan dari Kabupaten Landak-Pontianak (perjalanan darat)-Jakarta-Makasar kemudian Ternate selama lebih dari 24 jam menggunakan pesawat Sriwijaya air.
Ketika berada di Ternate kami sempat mengunjungi beberapa Tempat wisata, yaitu; kesultanan Ternate, sebuah tempat yang disakralkan bagi masyarakat ternate. Tempat yang sekarang ini dijadikan sebagai museum untuk menyimpan semua barang-barang kesultanan Ternate yang sangat berharga dan bersejarah. Berada di kesultanan Ternate nuansa mistisnya masih sangat terasa. Dilanjutkan ke benteng Toluko, sebuah benteng yang berdiri megah. Pemandangan dari benteng ini sangat indah. Laut dan gunung Ternate (Gamalama) menghiasi pemandangan indah itu. Kemudian menuju Makam Sultan Palembang yang ada di Ternate, dalam hati aku bertanya mengapa disini ada makam sultan palembang? Ternyata sultan Palembang dibuang oleh penjajah di Ternate dan meninggal di Ternate. Hal yang special tentu dirasakan oleh teman-teman dari Sumatra Selatan yang dapat datang langsung mengunjungi makan sultan Palembang yang terkenal itu. Besoknya, kami menuju Sofifi (ibukota provinsi Maluku Utara) untuk bertemu dengan pejabat propinsi. Sungguh megah kantor guburnur Maluku utara. Dan pemandanganya pun sungguh luar biasa. Kami diterima oleh Sekretaris Propinsi.
Dari Ternate ke tempat tugas harus menggunakan speed boat selama kurang lebih 1 jam setengah ke Jailolo, Halmahera barat. Halmahera barat sebuah Kabupaten yang sementara berbenah guna mempercantik diri. Sebuah kabupaten yang tahu apa potensi daerah-nya, kemudian berusaha mengembangkannya. Menarik dari daerah Halmahera barat yaitu kebudayaannya yang masih sangat terjaga. Terdapat rumah ada “Sasadu” yang masih terjaga dengan baik; digunakan sebagai tempat pertemuan dan melaksanakan acara-acara adat. Hampir semua desa yang dihuni suku Sahu mempunyai Rumah adat Sasadu (Tarian Legu-Salai merupakan tarian khas suku Sahu). Daerah lautnya sangat kaya dan mempesona. Aku sendiri sempat melihat dan merasakan bagaimana indahnya laut Halmahera barat. 
Hal yang mengagumkan berikutnya adalah rasa tolerasi yang tinggi antar umat beragama. Padahal 10 tahun lalu ditempat ini pernah terjadi kerusuhan hebat yang melibatkan agama. Dari Jailolo yang merupakan ibukota Halmahera Barat, dilanjutkan dengan perjalanan darat selama 1 jam ke desa Jarakore, dan 20 menit ke desa Lolori.
1.      DESA JARAKORE
Desa Jarakore merupakan wilayah pemerintahan kecamatan Sahu, kabupaten Halmahera Barat, Propinsi Maluku Utara. Semua penduduk desa Jarakore beragama Islam. Mayoritas penduduknya merupakan warga pendatang dari ternate. Desa ini berada di pesisir pantai, sehingga mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Nama Jarakore diambil dari bahasa Ternate; Jara; “kuda” dan Kore; “angin” Yang berarti Kuda Angin. Menurut cerita sebagian warga nama “Jarakore” diambil dari nama sebuah bunga yang bermekaran di sepanjang jalan desa. Namun menurut mereka; sekarang ini bunga yang dimaksud sudah sangat sulit ditemukan. Desa jarakore harus ditempuh selama 1 jam perjalanan darat dari ibukota kabupaten Halmahera barat, yaitu; Jailolo. Daerahnya benar-benar menampakkan situasi pedesaan; dikelilingi dengan perkebunan warga (kalau tidak mau dikatakan sebagai hutan), jalan yang cukup memrihatinkan (walaupun sudah dapat dilalui kendaraan), yang harus digaris bawahi; sangat sulit mencari signal HP di desa Jarakore, begitu juga listriknya selalu mendapatkan pemadaman secara bergilir. Namun dibalik itu kesehajaan masyakatnya dan ketaatan mereka dalam beribadah merupakan gambaran kehidupan yang harmonis. Penerima masyarakat desa Jarakore terhadap budaya lain dan orang asing sangat baik; bahkan orang yang memiliki perbedaan agama dengan mereka. Nampak jelas bahwa perbedaan agama bukanlah hal yang harus dipermasalahkan. Aq sendiri mengalami hal itu; ketika tinggal, melihat dan merasakan kehidupan sebagai masyarakat jarakore selama hampir 1 bulan 10 hari. Mereka sangat menghormati dan toleransi terhadap orang yang beragama lain namun sangat teguh dan kokoh menjalankan ibadah mereka. Selama hidup dengan masyarakat jarakore, Aq mendapatkan bahwa sekali pengalaman berharga untuk diceritakan dan dikenang. Sebuah kenangan dan pengalaman yang tidak akan mungkin aq dapatkan ketika kuliah dan belajar teologi selama 5 tahun di UKIT. Desa jarakore memang sangat terbuka dengan kebudayaan lain tapi juga sangat mempertahankan kebudayaan asli. tarian daerah, yaitu; Soya-Soya dan Gala-Gala.
2.      DESA LOLORI
Desa Lolori merupakan wilayah pemerintahan kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Propinsi Maluku Utara. Semua penduduk desa Lolori semuanya beragama Kristen protestan. Desa ini merupakan salah satu desa yang masih memegang tegu adat istiadat mereka. Desa ini terlahir tahun 1910 dengan masyararakat yang baru sekitar 20 rumah tangga dan dengan satu rumah adat yang biasanya disebut Sasadu. Kegunaan dari Sasadu itu sangat banyak; salah satunya dijadikan sebagai tempat musyawarah masyarakat desa.desa ini selalu menyelenggarakan acara makan adat. Makan Adat biasanya dilaksanakan jikalau masyarakat selesai panen raya. Biasanya acara makan adat itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam sesuai dengan paras atap di rumah adat.
Desa Lolori terletak di bawah kaki bukit yang tinggi dengan struktur tanah yang subur. Adapun mata pencarian masyarakat desa lolori paling banyak sebagai petani. Di desa Lolori terdapat Hukum Tua dan Kepala Adat yang selalu bekerja sama guna membangun desa. isa dikatakan bahwa masyarakat desa Lolori merupakan masyarakat adat. Sangat kental. Adat yang kuat menjadi daya tarik dan magnet  desa ini. Aq sangat beruntung dapat mengikuti acara makan ada di desa Lolori. ini Makan adat yang dilakukan berhari-hari tanpa berhenti. Sebuah desa yang indah, nyaman dan penuh dengan adat kebudayaan. Sebuah desa yang sangat harmonis antara injil dan kebudayaan. Di desa inilah aq belajar mengenai perjumpaan antara injil dan kebudayaan. Sangat harmonis. Sangat mengagumkan.
Dari perjalananq ke 2 desa di Kabupaten HALBAR;
Di desa lolori, aq belajar mengenai perjumpaan injil dan kebudayaan. Di Lolori, Aq dapat menyaksikan keindahan Kebudayaan. Di desa Jarakore, aq belajar mengenai sikap toleransi antar umat beragama. Di jarakore, banyak pengalaman yang diperoleh, Terlebih pengalaman spiritual untuk saling menghormati dan menghargai antar pemeluk agama. Masyarakat desa Jarakore semuanya beragama muslim namun terkesan mereka sangat dewasa dan terbuka dengan kami yang berbeda keyakinan dengan mereka. Oh Tuhan, pengalaman ini membuat aq menyadari betapa cintanya Engkau terhadap hamba-Mu ini. dengan pengalaman ini aq bisa lebih terbuka bahkan terlalu terbuka untuk masalah kepercayaan. Tapi saya bahagia atas semuannya ini.

 Akhirnya, aq bersyukur boleh memperoleh kesempatan untuk tinggal dan merasakan kehidupan masyarakat HAlbar ketika melaksanakan tugas negara. Walaupun hanya sebentar tapi memberikan sebuah pengalaman, kenangan dan kebersamaan yang indah.

Awal Agustus 2010
Sebuah pengalaman dan kenangan indah.
Kebersamaan, kekeluargaan, kebudayaan, dan persaudaraan.
Jarakore dan Lolori rumahku.

1 comment:

  1. mantaap skali e...
    jadi pengen ikut bpap ulang tare...
    hehehhehe

    ReplyDelete