Wednesday, March 14, 2012

judul 5


“Berbahagialah orang yang murah hati-nya, karena mereka akan beroleh kemurahan” Matius 5:7

PERBUATAN YANG MURAH MERIAH
By. Frangky Daniel Mamahit

                Suatu hari seorang pengendara motor yang membawa uang jutaan rupiah melewati jalan yang rawan pencurian. Benar saja. Saat ia melewati jalan itu, ia dirampok oleh sekelompok pencuri. Oleh karena orang tersebut melakukan perlawanan, maka ia dikeroyok sampai “babak belur”. Sungguh malang nasibnya; bukan hanya dirampok, tapi juga dipukul habis-habisan dan ditinggalkan begitu saja. Saat orang tersebut tergeletak hampir mati, lewatlah mobil Kijang Inova yang dikendarai seorang pendeta. Karena sedang terburu-buru untuk memimpin kebaktian di suatu tempat, pendeta tersebut lewat begitu saja tanpa menghiraukannya. Selang beberapa waktu, lewatlah sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh seorang Kristen yang taat; rajin beribadah dan memberi diri dalam pelayanan gereja. Hatinya tergerak untuk menolong, namun keinginannya itu dikalahkan oleh ketakutannya, ia pun berlalu begitu saja. 2 jam kemudian, lewatlah seorang bapak yang mengendarai mobil pick-up. Bapak ini hendak pulang setelah berjuang keras seharian untuk memperoleh penghasilan. Melihat keadaan orang yang dirampok itu, hati sang bapak pun tersentuh. Bahkan sang bapak bersedia menolong orang tersebut; membawanya ke rumah sakit terdekat untuk dirawat, dan memberikan semua hasil kerja kerasnya seharian untuk menanggung biaya rumah sakit orang tersebut.
                Dari cerita di atas, sang bapak pengendara pick-up menjadi gambaran orang yang murah hati. Kelelahan karena berjuang seharian mencari uang, tidak membuatnya menutup mata atas pergumulan orang lain. Hidup berkekurangan bukanlah halangan untuk memberi dan membantu orang yang berkesusahan. Sang bapak bersedia menolong orang yang dirampok, sekalipun dia sendiri kelelahan dan berkekurangan. Sikap sang bapak ini berbeda dengan sikap sang pendeta yang sibuk dengan pelayanannya, dan seorang Kristen yang taat dan setia terhadap ajaran-ajaran Gereja namun takut untuk mengambil risiko besar.
                Tindakan yang dilakukan oleh sang bapak dalam cerita di atas mengingatkan kita pada cerita orang Samaria yang murah hati (Lukas 10:25-37). Orang Samaria yang dianggap sebagai bangsa kelas dua, kafir dan dianggap berdosa, namun memiliki kemurahan hati untuk menolong sesamanya manusia. Luar biasa! Berbeda dengan seorang imam dan seorang Lewi yang menganggap diri suci karena sangat kuat menjaga ketaatan mereka kepada Tuhan, namun kurang ”peka” terhadap sesamanya manusia. Perbuatan sang bapak dalam cerita di atas; memberi pertolongan pada orang yang sedang sekarat merupakan perwujudan kasih yang sangat mulia. Kasih yang bukan hanya sebatas kata kasihan, namun kasih yang terwujud dalam tindakan nyata.
                Murah hati bukanlah hati yang murahan, tetapi perbuatan kitalah yang murah-meriah. Kemurahan hati terpancar lewat perbuatan kita; perbuatan yang suka menolong orang lain tanpa banyak perhitungan. Menolong orang lain adalah respon atas kasih Allah kepada kita. Menolong orang lain adalah bentuk kesaksian iman kita selaku orang percaya. Kebahagiaan kita bukanlah milik kita sendiri. Kebahagian juga dapat kita peroleh ketika kita melihat orang lain bahagia karena kita. Janji Tuhan bagi mereka yang murah hati; karena mereka akan memperoleh kemurahan Allah”. (Matius 5:7b) (FDM)



”Murah hati bukanlah hati yang murahan, tetapi perbuatan kitalah yang murah-meriah” (FDM)

No comments:

Post a Comment