Wednesday, March 14, 2012

judul 2


“Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur” Matius 5:4

KEBAHAGIAAN ORANG YANG BERDUKA CITA
By. Heidy Natalia Tuerah

Apakah saat ini Anda sedang bahagia? Apa yang Anda pahami dengan kebahagiaan itu? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, saya sempat menanyakan kepada beberapa rekan tentang arti kebahagiaan dan di saat mana mereka merasa bahagia dalam hidupnya. Jawaban yang mereka berikan pun beragam. Ada yang menjawab, “ia bahagia saat ber-hari ulang tahun”, “saat bisa menyelesaikan studi atau tugas yang diberikan”, “saat bangun pagi”, dan masih banyak lagi jawaban yang tentunya tidak dapat diuraikan satu per satu. Hmm… Orang memang akan begitu mudah mengutarakan apa itu kebahagiaan, jika suasana hatinya sedang bahagia. coba jika suasana hatinya sedang “Galau”, apalagi ketika berada dalam kesusahan kehidupan atau ditinggalkan orang yang sangat dikasihi dalam hidupnya. Tentu sulit! Dunia serasa “runtuh”; hati pun hancur berkeping-keping.
Sejenak. Marilah kita membayangkan suasana yang ada dalam acara-acara keduka-citaan yang tentu sering kita hadiri. Tentu di sana terdengar tangisan dari mereka yang ditinggalkan; Terlihat wajah-wajah yang sementara meratap, kusam, kurang bersemangat, bahkan putus asa. Suasana kesedihan yang seolah-olah membuat kita “larut” didalamnya; sehingga kita mampu berempati dengan mereka yang ditinggalkan. Kita pun turut merasakan apa yang mereka rasakan. Hanya orang aneh yang akan tetap tersenyum lebar ketika hadir dalam acara kedukaan.  
            Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”. Berbahagia berarti ada dalam keadaan bahagia, keadaan di mana perasaan senang dan tenteram menyelimuti diri kita, bebas dari segala yang menyusahkan. Akankah semudah itu bagi kita untuk menyebut berbahagia orang yang berdukacita? Jelas bukan persoalan yang mudah. Semua orang yang tengah berduka membutuhkan penghiburan. Bukan penghiburan dari “badut” tentunya. Kehadiran sanak saudara, sahabat maupun temanlah yang menjadi sumber penghiburan yang berarti.
Sebenarnya seperti apa dan bagaimana keadaan orang berdukacita yang dimaksudkan oleh Yesus? Orang yang berdukacita dalam ucapan Yesus ini adalah orang-orang yang berkabung (Yes 61:2), orang-orang yang remuk hatinya (Yes. 61:1; Yes. 57: 15; Mzm. 51:19), orang-orang yang putus asa, orang-orang yang tidak mempunyai harapan akan suatu masa depan yang baik. Orang-orang yang layak mendapatkan penghiburan.
             Kedukacitaan dan kesusahan dalam hidup justru melahirkan kebahagiaan terbesar. Mengapa? Karena banyak kali di saat kita mengalami kesulitan dalam hidup; termasuk kehilangan orang yang dikasihi, justru di saat itulah kita menemukan Tuhan dan sesama yang akan menghibur kita.
Akhirnya, kita harus berkata Tuhan itu sungguh adil. Dia tidak akan membiarkan manusia ciptaan-Nya terus mengejar kebahagiaan yang semu sehingga lupa diri. Dia pun tidak akan membiarkan orang percaya yang mencari pertolongan-Nya. Dialah Allah sumber penghiburan sejati. Dialah Allah yang telah memberikan jaminan bagi kita untuk tetap ‘berbahagia’ dalam kesusahan hidup ini. (HNT)
“Kedukacitaan dan kesusahan dalam hidup justru melahirkan kebahagiaan terbesar” (HNT)

No comments:

Post a Comment