KELUARAN
15:22-27
SEBUAH
RENCANA MANIS; RENCANA DAMAI SEJAHTERA
Sehabis gelap, terbitlah terang. Sehabis hujan, tampak
pelangi. Inilah ungkapan-ungkapan yang keluar dari mulut manusia berkaitan
dengan harapan datangnya sebuah kebahagiaan setelah kesedihan yang dialami.
Ungkapan-ungkapan yang ada benarnya; tangisan pasti berlalu, digantikan
senyuman dan tawa. Kesusahan tentu ada akhirnya; digantikan dengan kebahagiaan.
Pergumulan dan tantangan kehidupan akan berganti dengan kelepasan. Namun,
realita kehidupan ini berlaku juga sebaliknya, kebahagiaan kehidupan juga hanya
bersifat sementara; kemudian berganti dengan pergumulan dan tantangan yang
lain. Jadi, kehidupan manusia ibarat roda yang berputar. Ada kelepasan, ada
pergumulan dan tantangan. Keduanya datang silih berganti dan berlangsung terus
menerus dalam perjalanan kehidupan manusia di dalam dunia. Sehabis pergumulan
dan tantangan, pasti ada kelepasan. Namun, akan kembali datang menghampiri
pergumulan dan tantangan kehidupan yang lain. Mengapa realita kehidupan seperti
ini? jawabannya, karena kita berkarya dalam dunia yang terus berputar.
Kehidupan bangsa Israel dapat kita jadikan contoh;
Setelah lama menjadi budak di tanah Mesir, oleh kasih sayang Allah bangsa
Israel mendapatkan kelepasan. Bangsa Israel memperoleh kelegaan. Namun, setelah
mendapatkan kelegaan, bangsa Israel kembali harus diperhadapkan dengan
pergumulan dan tantangan yang baru, yaitu: berjuang hidup melewati padang gurun
yang tandus. Ini juga yang terjadi dalam bagian bacaan kita ini. kesaksian
keluaran 15:22-27, setelah tiga hari mengembara di padang gurun, kesulitan air,
bangsa Israel kemudian mendapatkan tempat berteduh, di Mara. Namun ternyata air
di Mara tidak dapat diminum, bangsa Israel pun bersungut-sungut. Allah menolong
sehingga air yang pahit menjadi manis. Kelepasan diperoleh bangsa Israel. Akhirnya
ketika keluar dari Mara, bangsa Israel dituntun Allah menuju Elim, yang
digambarkan sebagai daerah yang sangat indah dan subur; “disana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma”.
Pergumulan bangsa Israel ketika mengembara di padang gurun bermuara pada
kelepasan ketika mereka berada di Elim. Namun kelepasan yang dialami oleh
bangsa Israel ketika berada di Elim juga hanya berlaku sementara. Ketika mereka
melanjutkan pengembaraan mereka di padang gurun, pergumulan dan tantangan
kembali mereka alami. Bahkan bangsa Israel kembali mengeluh dan
bersungut-sungut. Tidak percaya? Coba baca pasal-pasal setelah pasal 15 ini.
Dari sini kita dapat belajar bahwa pergumulan dan
tantangan kehidupan adalah sebuah kepastian dan datang silih berganti sepanjang
kehidupan kita di dalam dunia. Opa bijak sering berkata; “selama kita masih hidup dan berkarya di dalam dunia, pergumulan dan
tantangan kehidupan akan terus datang menghampiri kita. Tapi. Pergumulan dan
tantangan kehidupan yang kita alami pasti dapat kita lalui karena Allah selalu
menyertai kita”.
Perjalanan bangsa Israel di padang gurun, bisa jadi
merupakan cerminan perjalanan kehidupan kita di dalam dunia. Dalam kehidupan
kita; masalah, tantangan, pergumulan, menjadi bagian kehidupan kita. Namun seolah-olah
semua masalah, tantangan, pergumulan itu hanyalah sebuah persinggahan sementara
yang nantinya akan digantikan dengan kebahagiaan. Hal ini juga berlaku pada
kebahagiaan; Senyuman bahagia karena promosi jabatan, mendapatkan pekerjaan, lulus
sekolah, atau kelulusan dalam kuliah hanyalah menjadi kebahagiaan yang
sementara. Saya berikan sebuah contoh. Kebahagiaan karena lulus kuliah,
ternyata menjadi awal pergumulan dan tantangan manusia untuk mengejar kehidupan
yang lebih baik. Satu contoh lagi, kebahagiaan karena mendapatkan pekerjaan
adalah awal pergumulan dan tantangan manusia untuk bekerja dengan giat. Ternyata
kebahagiaan juga bisa kita Ibaratkan sebagai “Halte Bus”. Kebahagiaan hanyalah
sebuah perhentian sementara sebelum kita menghadapi masalah, pergumulan dan
tantangan kehidupan yang lain.
Obor, ers. Kesedihan dan kebahagian datang silih
berganti. Kegagalan dan kesuksesan menjadi tamu dalam kehidupan. Pergumulan dan
kebahagiaan adalah kepastian. Semoga realita kehidupan ini menyadarkan kita
akan kemanusian kita, dan kemahakuasaan Allah. Semoga realita ini mendorong
kita untuk lebih dekat kepada-Nya dan terus bergantung kepada-Nya sambil terus
berusaha melakukan yang terbaik guna masa depan yang cemerlang.
Akhirnya. Memang, pergumulan dan kebahagiaan datang
silih berganti dalam perjalanan kehidupan kita di dalam dunia. inilah realita
kehidupan. Namun, sebagai orang percaya, saya memiliki keyakinan bahwa Allah
yang kita sembah pasti memiliki rencana indah bagi kita umat ciptaan-Nya yang
ditempatkan-Nya di dalam dunia yang penuh kerusuhan ini (kata sebuah lagu).
Rencana apa? Sebuah rencana manis, yaitu; rencana damai sejahtera. AminJ (FPK)
KELUARAN
15:22
JADIKANLAH
PERGUMULAN, TANTANGAN DAN MASALAH
SEBAGAI
MOTIVASI UNTUK LEBIH DEKAT KEPADA-NYA
Obor, ers. Coba kita bayangkan; 3 hari mengarungi
padang gurun, dan kekurangan air. Wow, tentu perjalanan itu merupakan
perjalanan yang sulit dan sangat menyita tenaga. Inilah yang terjadi dalam
perjalanan bangsa Israel di padang gurun. Kepanasan disiang hari, kedinginan di
malam hari. Lebih parah lagi, harus kehausan karena kekurangan air. Kebutuhan
utama ketika melakukan perjalanan adalah persediaan makanan dan air. Apalagi
ketika melakukan perjalanan di padang gurun; Air seperti “Berlian” yang sangat berharga.
Ketika kesulitan air, tentu perjalanan mengarungi padang gurun menjadi sebuah
perjalanan yang sulit. Sedangkan memiliki persediaan air yang cukup, tetap saja
terasa sulit ketika mengarungi padang gurun selama berhari-hari. Membayangkan
perjalanan yang sulit ini, tentu kita dapat maklumi jika Bangsa Israel mengeluh
dan bersungut-sungut kepada Musa.
Perjalanan bangsa Israel di pandang gurun, memanglah
sebuah perjalanan yang sangat sulit dan melelahkan. Namun, kesulitan yang
mereka alami seolah-olah membuat mereka “lupa” pada keagungan Allah yang
membawa mereka keluar dari tanah mesir dengan membela laut Teberau. Sangat
disayangkan jika pergumulan yang mereka alami di padang gurun membuat mereka tidak
menyadari kemahakuasaan Allah.
Obor,ers. Pergumulan dan tantangan hidup merupakan
bagian kehidupan kita di dalam dunia. oleh sebab itu, janganlah pergumulan dan
tantangan kehidupan yang kita alami membuat kita meragukan kemahakuasaan Allah.
Hendaklah pergumulan dan tantangan yang kita hadapi membuat kita lebih meyakini
kedasyatan Allah yang menciptakan kita dan menempatkan kita di dalam dunia ini.
Jadikanlah pergumulan, tantangan, kesusahan, dan masalah sebagai motivasi untuk
lebih dekat kepada-Nya.
Akhirnya. Semoga pergumulan, tantangan, kesusahan dan masalah
membuat kita terus belajar untuk mensyukuri nikmat Tuhan yang besar dalam
kehidupan kita. Semoga kita pun sebagai orang muda memiliki keyakinan bahwa;
sebagai mana Allah menolong umat Israel, Dia jugalah yang akan menolong kita
saat ini ketika kita diperhadapkan dengan pergumulan dan tantangan kehidupan.
Yang harus kita lakukan; berusaha keras menyelesaikan masalah, pergumulan dan
tantangan kehidupan yang kita alami, sambil terus “berkeluh” pada Allah lewat
doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Amin J (FPK)
KELUARAN
15:23
ALLAH DAN
AIR
Obor,ers. Selain makanan, apa yang dibutuhkan manusia
ketika baru selesai melaksanakan perjalanan panjang nan melelahkan? Air!
Pinter. Pertanyaan berikut, apa gunanya air jika tidak dapat diminum? Ya, bisa
digunakan untuk mandi atau mencuci pakaian. Benar sekali. Namun jika
ditempatkan dalam situasi bangsa Israel dalam bagian bacaan kita ini, Ketika
bangsa Israel telah mengarungi padang gurun Syur selama 3 hari, “Sampailah mereka ke mara, tetapi mereka
tidak dapat meminum air yang di mara itu, karena pahit rasanya”. Apakah air
yang tidak bisa diminum dibutuhkan oleh bangsa Israel? Saya rasa tidak. Yang
dibutuhkan oleh bangsa Israel adalah air yang dapat diminum.
Ngomong-ngomong mengenai air. Ada orang mengatakan; Air sebagai
sumber kehidupan. Perkataan yang sangat benar. Jika Tidak memiliki air, manusia
sulit untuk bertahan hidup. Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan kita. Tapi,
sering terjadi; karena air melimpah, kita lupa jika air merupakan kebutuhan
pokok dan tidak mempergunakannya dengan sebaik mungkin. Contoh kecil. Di rumah,
kita sering membiarkan “keran air” terbuka sehingga air bersih terbuang
percuma. Kita sering tidak menyadari betapa pentingnya air ketika air
berlimpah. Kita nanti menyadari pentingnya air ketika kesulitan mendapatkannya.
Ya, inilah manusia. Merasa perlu jika sudah sulit ditemukan, dan diabaikan jika
mudah ditemukan. Saat musim penghujan, air dianggap sebagai sebuah kebutuhan
yang biasa. Namun jika datang musim kemarau, banyak orang rela antre dan mengeluarkan uang untuk
mendapatkan air. Anehnya, kejadian ini berlangsung terus-menerus. Seolah-olah
manusia tidak pernah belajar dari pengalaman yang pernah dialaminya.
Sama seperti kita membutuhkan air, begitu pula kita
membutuhkan Tuhan dalam kehidupan kita. Apalah artinya kita manusia tanpa Tuhan
yang menopang kita. Apalah artinya kehidupan kita; kekayaan, jabatan, dan
pekerjaan tanpa Tuhan yang berkarya dalam diri kita. Tuhanlah yang menciptakan
kita dan menempatkan kita dalam dunia yang penuh kerusuhan ini. Namun, kita sering baru bisa menyadari betapa
penting keberadaan-Nya dalam kehidupan kita ketika ketika kita diperhadapkan
dengan kesusahan kehidupan. Ketika berada dalam kebahagiaan kehidupan, sering
kali kita menjadikan-Nya sebagai “penonton” kebahagiaan kita.
Obor, ers. Sama seperti bangsa
Israel yang membutuhkan air setelah pengembaraan mereka di padang gurun, begitu
juga kita memerlukan Tuhan dalam pengembaraan kita di dalam dunia ini. Selamat
menjalani masa muda yang indah ini. Amin J
(FPK)
KELUARAN 15:24
MENGELUH DAN
BERSUNGUT-SUNGUT
SEPERTI BOM
WAKTU YANG SIAP MELEDAK
Setiap manusia jika diperhadapkan dengan pergumulan
pasti akan gundah gulanan. Istilah anak muda “Galau”. Dan, tentu membutuhkan
seorang sahabat untuk “curhat”. Pergumulan dan tantangan kehidupan adalah
realita; sedih, gundah gulanan bahkan “Galau” ketika diperhadapkan dengan
pergumulan dan tantangan kehidupan merupakan hal yang wajar.
Nah, Salah satu kecenderungan manusia ketika
diperhadapkan dengan pergumulan adalah mengeluh dan bersungut-sungut. Jika
mengalami kegagalan, manusia cenderung mengeluh. Jika sesuatu yang dikerjakan
atau dilakukan tidak sesuai dengan keinginan, manusia ada kalanya
bersungut-sungut. Wajar sie. Tapi mengeluh dan bersungut-sungut menyimpan
sebuah bahaya besar. Seperti “bom waktu” yang pasti meledak jika tidak
dihentikan. Mengeluh dan bersungut-sungut akan berubah menjadi bahaya besar
ketika keduanya menjadi kebiasaan. Coba kita bayangkan jika kita bertemu dengan
seseorang yang Sedikir-sedikit
mengeluh; Bahkan pada hal-hal sepele
sekalipun. Pasti wajahnya akan selalu cemberut.
Ya, jika sudah seperti itu, pasti damai sejahtera jauh dari orang tersebut dan
tentu saja semua orang yang berinteraksi dengannya akan kena “geta”-nya juga. Intinya,
kebiasaan mengeluh dan bersungut-sungut bisa mempengaruhi kualitas kerja, dan
hubungan dengan sesama.
Bersungut-sungut ini jugalah yang dilakukan oleh
bangsa Israel. Ketika kita membaca perjalanan umat Israel di padang gurun dalam
kitab keluaran ini, setiap kali diperhadapkan dengan kesusahan bangsa Israel
pasti mengeluh dan bersungut-sungut. Korbannya adalah Musa. Mari kita bayangkan
bagaimana menderitanya Musa menghadapi suatu bangsa yang mukanya selalu
cemberut saat mengalami kesusahan.
Keluhan dan sungut-sungut bangsa Israel juga terjadi
dalam bacaan kita saat ini. Setelah melakukan perjalanan panjang dan melelahkan,
dan ketika tiba di mara, ternyata tidak ada air yang dapat mereka minum karena airnya
terasa pahit; mereka pun mengeluh dan bersungut-sungut kepada Musa, “apakah yang akan kami minum?” Mengeluh
dan bersungut-sungut seolah-olah telah menjadi kebiasaan bagi bangsa Israel. Masalah
datang, mereka mengeluh dan bersungut-sungut kepada Musa.
Obor, ers. Menghadapi masalah dengan bersungut-sungut
bukanlah jalan keluar terbaik. Begitu juga bekerja dan beraktivitas dengan
selalu mengeluh dan bersungut-sungut tidak akan berdampak baik bagi kita dan
orang lain yang berinteraksi dengan kita. Semua tergantung kita sie, apakah akan
menyikapi pergumulan dan tantangan yang menghampiri kehidupan kita dengan
bersungut-sungut, seperti bangsa Israel? Ataukah berusaha menanggulangi
pergumulan dan tantangan yang kita hadapi dengan sekuat tenaga sambil
“berkeluh” kepada Allah? Pilihan ada ditangan kita. namun ingatlah bahwa
keluhan dan sungut-sungut sampai kapan pun tidak akan menyelesaikan masalah. Amin
J (FPK)
KELUARAN 15:25a
INDAH PADA WAKTUNYA
Setiap manusia pasti pernah diperhadapkan dengan
pergumulan dan tantangan kehidupan. Tidak ada yang terkecuali. Kaya, miskin;
Pasti bergumul. Tua, muda; Sama, banyak pergumulan. Pergumulan dan tantangan
kehidupan inilah yang tanpa sadar semakin menguatkan kita. Pergumulan dan
tantangan kehidupan inilah yang membuat kita semakin bijak menyikapi kehidupan ini.
Allah mengijinkan dan mengarahkan bangsa Israel untuk melewati
padang gurun selama berpuluh-puluh tahun tentu memiliki tujuan, yaitu; Supaya
bangsa Israel dapat semakin bijak dan dekat kepada-Nya. Hal ini juga berlaku
bagi kehidupan kita. Pergumulan dan tantangan kehidupan yang kita alami
bertujuan untuk semakin membuat kita bijaksana sehingga bisa menerima diri kita
apa adanya. Pergumulan dan tantangan kehidupan membuat kita menerima kekurangan
maupun kelebihan kita, membuat kita lebih mensyukuri kelebihan dan kekurangan
kita dan tentu saja lebih bergantung kepada Allah, sang pencipta kehidupan.
Pergumulan dan tantangan kehidupan membuat Kita semakin bersyukur dengan apa
yang kita miliki dan kerjakan.
Bagian bacaan ini, memberikan kesaksian mengenai
pertolongan Allah dalam kehidupan umat pilihannya. Ketika bangsa Israel berada
di mara dengan airnya yang terasa pahit, Allah memberikan pertolongannya. Air
yang terasa pahit dapat diubahnya menjadi manis dengan sebuah batang kayu. Hal
pertama yang dapat kita tarik dari bacaan ini yaitu: pertolongan Allah terhadap
umat-Nya tepat pada waktunya. Allah tahu kapan Ia harus campur tangan dalam
pergumulan umat-Nya. Hal kedua: Mengenai kemahakuasaan Allah yang besar. Air
yang terasa pahit dapat diubah menjadi air yang manis.
Obor, ers. Bagian bacaan ini meyakinkan kita bahwa
Allah yang kita sembah pasti akan memberikan pertolongan kepada kita. Dia
mengetahui waktu yang tepat untuk campur tangan dalam pergumulan yang kita
hadapi. Dia tidak akan membiarkan kita umat ciptaan-Nya bergumul sendiri.
Seperti Dia menolong bangsa Israel, Dia juga pasti menolong umat percaya di
zaman sekarang ini. pertolongan-Nya sungguh tak terduga dan tepat pada
waktunya. Hal lain yang dapat kita yakini, yaitu; kita memiliki Allah yang
dasyat yang sanggup melakukan segala sesuatu. Yang dibutuhkan-Nya dari kita
hanyalah percaya dan bergantung kepada-Nya; tentu dengan terus berusaha untuk
mencari jalan keluar terbaik dari pergumulan yang kita hadapi. Berdoa dan
bekerja harus berjalan seiringan ketika kita berada dalam perjalanan kehidupan
di dalam dunia ini. Amin J (FPK)
KELUARAN
15:25b-26
KESETIAAN
KEPADA ALLAH NAMPAK DARI SIKAP HIDUP KITA SEHARI-HARI
Bagaimana ya jadinya suatu bangsa jika tidak memiliki
ketetapan dan peraturan? Bagaimana jika semua orang hidup semaunya sendiri?
Pasti kita bisa menjawab sendiri 2 pertanyaan ini.
Ketetapan dan peraturan sangat penting untuk mengatur
dan menata kehidupan suatu bangsa. Dalam bagian bacaan ini, Allah memberikan
ketetapan kepada bangsa Israel. “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan
suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang
telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala
ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang
telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan
engkau”. Ketetapan dan peraturan yang diberikan Allah ini bertujuan untuk
membentuk bangsa Israel menjadi bangsa yang teratur. Lebih dari pada itu, ketetapan
dan peraturan yang diberikan Allah bertujuan untuk menguji kesetiaan bangsa
Israel kepada-Nya.
Obor, ers. Kita mengaku diri sebagai pengikut Kristus.
Sebagai orang percaya. Sebagai gereja. Tentu pengakuan kita itu haruslah
diiringi dengan sikap hidup yang baik dan berkenan kepada Allah; menjauhi dosa
dan berusaha melakukan hal-hal yang baik dan positif. Contoh kecil yang dapat
kita lakukan, yaitu; Memberi diri dalam persekutuan-persekutuan ibadah, aktif
dalam kegiatan-kegiatan gerejawi. Sebagai pemuda, tentu memberi diri dalam
menopang segala program pemuda baik di aras sinodal, wilayah, apalagi jemaat. Contoh
lain, taat pada ketetapan, hukum dan peraturan yang ada. Semoga prinsip “ketetapan, hukum dan peraturan ada supaya dapat
dilanggar” dijauhkan dari kamus hidup orang percaya; apalagi kaum muda.
Jadilah orang muda yang taat hukum dan aturan. Dengan melakukan semua kehendak
Tuhan maka kita telah menunjukkan kesetiaan kita kepada-Nya; Allah yang telah
mengaruniakan berkat melimpah bagi kita manusia berdosa lewat kelahiran,
kematian dan kebangkitan-Nya.
Akhirnya. Kesetiaan kita sebagai orang yang mengaku
diri percaya kepada Allah, Nampak/ tercermin dari sikap hidup kita yang
berkenan kepada-Nya. Semoga sebagai orang muda kita mampu menunjukkan kesetiaan
kita kepada-Nya. Masa muda merupakan masa yang indah; masa untuk mengembangkan
bakat dan talenta pemberian-Nya. Namun ingatlah, masa muda merupakan masa yang
penuh dengan godaan dan tantangan kehidupan. Amin J (FPK)
KELUARAN
15:27
HAPPY ENDING
Setelah berjalan kaki selama 3 hari di padang gurun
dengan air yang terbatas, sampailah bangsa Israel di Mara. Ternyata, air di
Mara tidak bisa diminum karena rasanya yang pahit. Peristiwa ini merupakan
salah satu pergumulan dan tantangan bangsa Israel ketika mengembara di padang
gurun. Pergumulan dan tantangan yang mereka hadapi selalu berganti. Selesai
pergumulan dan tantangan yang satu digantikan dengan tantangan dan pergumulan
yang lain. Namun jika kita membaca kisah perjalanan umat Israel dipadang gurun
ini, pasti semua pergumulan dan tantangan yang mereka hadapi selalu
terselesaikan. Mengapa? Karena Allah bersama-sama dengan mereka. Allah selalu
campur tangan dalam perjalanan bangsa Israel di padang gurun. Ketika bangsa
Israel mengeluh karena air di mara rasanya pahit, Allah membuat air itu menjadi
manis. Ketika umat Israel melakukan perjalanan panjang nan melelahkan di padang
gurun selama berhari-hari, akhirnya Allah membawa bangsa Israel ke Elim. Sebuah
Daerah yang indah dan subur.
Bacaan ini menguatkan kita orang percaya. Apapun
pergumulan dan permasalahan yang kita hadapi di dalam dunia pasti akan bermuara
pada kebahagiaan, karena Allah selalu menopang dan menuntun kehidupan kita. Pergumulan
dan kebahagiaan memang merupakan sebuah kepastian. Setelah pergumulan pasti
akan ada kebahagiaan. Namun, Tidak lama kemudian kembali diganti dengan
pergumulan. Pergumulan dan kebahagiaan datang silih berganti sepanjang
kehidupan kita di dalam dunia. namun, janji Allah bagi kita orang percaya.
Kebahagiaan yang kekal akan menjadi bagian kehidupan kita.
Obor, ers. Lewat Bacaan ini, sebenarnya
kita mendapatkan sebuah kepastian. Kepastian tentang apa? Kepastian tentang
kebahagiaan kekal. Pergumulan dan kebahagiaan memang datang silih berganti
dalam kehidupan kita; namun kebahagiaan akan menjadi bagian orang percaya pada
akhirnya nanti. Perjalanan Kehidupan kita orang percaya seperti sebuah film
yang ternyata memiliki akhir bahagia; Happy Ending. Sebuah kepastian bagi kita
bahwa Allah yang kita sembah memiliki rencana indah bagi umat-Nya. Allah yang
kita sembah menyiapkan rencana damai sejahtera bagi semua orang yang percaya
kepada-Nya; termasuk kita orang muda. Amin J (FPK)
Ditulis untuk obor edisi maret 2012 J
No comments:
Post a Comment