“Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka
akan dihibur” Matius 5:4
KEBAHAGIAAN ORANG YANG BERDUKA CITA
By. Heidy Natalia Tuerah
Apakah saat ini Anda sedang bahagia? Apa yang Anda
pahami dengan kebahagiaan itu? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, saya sempat
menanyakan kepada beberapa rekan tentang arti kebahagiaan dan di saat mana
mereka merasa bahagia dalam hidupnya. Jawaban yang mereka berikan pun beragam.
Ada yang menjawab, “ia bahagia saat ber-hari ulang tahun”, “saat bisa
menyelesaikan studi atau tugas yang diberikan”, “saat bangun pagi”, dan masih
banyak lagi jawaban yang tentunya tidak dapat diuraikan satu per satu. Hmm… Orang
memang akan begitu mudah mengutarakan apa itu kebahagiaan, jika suasana hatinya
sedang bahagia. coba jika suasana hatinya sedang “Galau”, apalagi ketika berada dalam kesusahan kehidupan atau
ditinggalkan orang yang sangat dikasihi dalam hidupnya. Tentu sulit! Dunia
serasa “runtuh”; hati pun hancur berkeping-keping.
Sejenak. Marilah kita membayangkan suasana yang ada
dalam acara-acara keduka-citaan yang tentu sering kita hadiri. Tentu di sana
terdengar tangisan dari mereka yang ditinggalkan; Terlihat wajah-wajah yang
sementara meratap, kusam, kurang bersemangat, bahkan putus asa. Suasana
kesedihan yang seolah-olah membuat kita “larut” didalamnya; sehingga kita mampu
berempati dengan mereka yang ditinggalkan. Kita pun turut merasakan apa yang
mereka rasakan. Hanya orang aneh yang akan tetap tersenyum lebar ketika hadir
dalam acara kedukaan.
Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”.
Berbahagia berarti ada dalam keadaan bahagia, keadaan di mana perasaan senang
dan tenteram menyelimuti diri kita, bebas dari segala yang menyusahkan. Akankah
semudah itu bagi kita untuk menyebut berbahagia orang yang berdukacita? Jelas
bukan persoalan yang mudah. Semua orang yang tengah berduka membutuhkan
penghiburan. Bukan penghiburan dari “badut” tentunya. Kehadiran sanak saudara, sahabat
maupun temanlah yang menjadi sumber penghiburan yang berarti.
Sebenarnya seperti apa dan bagaimana keadaan orang
berdukacita yang dimaksudkan oleh Yesus? Orang yang berdukacita dalam ucapan
Yesus ini adalah orang-orang yang berkabung (Yes 61:2), orang-orang yang remuk
hatinya (Yes. 61:1; Yes. 57: 15; Mzm. 51:19), orang-orang yang putus asa, orang-orang
yang tidak mempunyai harapan akan suatu masa depan yang baik. Orang-orang yang
layak mendapatkan penghiburan.
Kedukacitaan dan kesusahan dalam hidup justru melahirkan
kebahagiaan terbesar. Mengapa? Karena banyak kali di saat kita mengalami
kesulitan dalam hidup; termasuk kehilangan orang yang dikasihi, justru di saat
itulah kita menemukan Tuhan dan sesama yang akan menghibur kita.
Akhirnya, kita harus berkata Tuhan itu sungguh adil.
Dia tidak akan membiarkan manusia ciptaan-Nya terus mengejar kebahagiaan yang
semu sehingga lupa diri. Dia pun tidak akan membiarkan orang percaya yang
mencari pertolongan-Nya. Dialah Allah sumber penghiburan sejati. Dialah Allah
yang telah memberikan jaminan bagi kita untuk tetap ‘berbahagia’ dalam
kesusahan hidup ini. (HNT)
“Kedukacitaan dan kesusahan dalam hidup justru
melahirkan kebahagiaan terbesar” (HNT)
No comments:
Post a Comment