Friday, July 29, 2011

“Mereka”


Nasi di meja makan kita terasa sangat pulen dan nikmat. Tapi tahukah kita bagaimana sulitnya “mereka” sampai nasi ini bisa sampai di atas meja makan kita?
Sebelum matahari keluar dari peraduannya, “mereka” telah memulai aktivitasnya. Ketika pun mentari sudah lama terbuai dalam tidurnya, ada sebagian dari “mereka” yang masih saja sibuk bekerja. Setiap hari tubuh “mereka” dipenuhi keringat. Kulit mereka terbakar dikala sang mentari bersinar terik, dan kebasahan ketika alam menangis. Pakaian yang kusut dan penuh lumpur adalah baju dinas “meraka”.
Jangan Tanya soal keahlian “mereka”! Pengalaman membentuk “mereka” menjadi sangat ahli di bidangnya. “Mereka” tahu kapan harus mulai menanam. Kapan harus memberi pupuk. Kapan harus menuai.
Ketika padi yang “mereka” tanam dengan kerja keras mulai menguning, “mereka” pun bisa sedikit tersenyum. Ketika bulir-bulir yang seperti “emas” itu mulai dituai, Kebahagiaan dan kebanggaan memancar dari raut wajah “mereka”.
Anehnya, tempat dimana “mereka” bekerja bukanlah milik kepunyaan “mereka”. Lebih memiriskan lagi, usaha dan kerja keras “mereka” tidak sesuai dengan apa yang “mereka” dapatkan. Bahkan terdapat saat-saat tertentu “mereka” harus bergumul karena panen yang tidak  membahagiakan. Dan, tidak jarang “mereka” harus menderita karena gagal panen. Tapi apakah semangat “mereka” luntur? Tidak! semangat dan kerja keras “mereka” selalu nampak. Ketabahan selalu menjadi bagian kehidupan “mereka”.
Siapa “mereka”? Merekalah petani penggarap.  

No comments:

Post a Comment