Tuesday, May 31, 2011

Mungkinkah Tuhan mengarahkan jalan kehidupanku?


Saat lulus SMA, ketika bimbang memilih tempat kuliah. Ada suara yang berkata; “Di-UKIT”. Yup, UKIT; tempat satu-satunya dimana aku mendaftarkan diri untuk menjadi calon mahasiswa, Tidak ada universitas lain. Pilihan yang ditentukan saat sore hari menjemput di depan pelataran rumahq; Bersama kedua orang tuaku. Respon mereka, baik. Seolah-olah Dia berkata “disitu tempat terbaik bagimu untuk mempersiapkan diri melalui dunia yang berat dan jahat ini”. Jujur, saat itu kesulitan dunia belum kurasakan. Yang aku tahu hanya belajar. Menuntut ilmu. Belum ada pikiran-pikiran yang lain. Belum terpikir bagiku mengenai jadi apa sabantar. Tiada beban dalam menjalani hidup. Kepolosan seorang anak mudah.
Sebelum masuk kuliah, seolah Dia berkata; “lihatlah dunia lain selain duniamu, belajarlah untuk mandiri dan bergaul dengan manusia yang lain”. Aq pun diberikan kesempatan oleh-Nya untuk keluar dari daerahq tercinta. Aq memperoleh kesempatan untuk jalan-jalan ke Balikpapan, Samarinda, dan kutai kartanegara. Selama 3 minggu di Kalimantan timur aku mendapatkan pengalaman yang indah. Bisa mandiri, berani tampil, saling berbagi dengan sahabat dan terlebih dari itu membuka dan menambah wawasanq. “Cukup frany… sekarang saatnya untuk focus pada studymu”. Ya, pulang dari Kalimantan Timur aku sudah harus masuk kuliah, menjadi orang asing di kampus UKIT. Maklum aq tidak menikuti ospek dan PMPK. “Aku memang sengaja membuatmu seperti ini untuk membuatmu lebih dewasa. Kebahagiaan dan pengalamanmu ke Kalimantan timur ada konsekuensinya, dan inilah itu”.
Seiring berjalannya waktu, Fakultas Teologi menjadi tempat menyenangkan bagiku. Asrama menjadi rumah kedua bagiku. Di asramalah seluruh kegiatanku dilakukan, semuanya seolah terjadwal dengan ketat. Waktu seolah-olah berlalu dengan cepat. Kuliah, makan siang, kuliah, perpustakaan, mesin ketik. “Semua rutinitas ini untuk kebaikanmu frany” seolah-olah itulah kata-Nya. Yudisium pertama pun tiba. “oh Tuhan, mengapa seperti ini?” Nilai-nilaiku hancur. “Memang hanya sampai disinikah kemampuanku”. Jalan menanjak  dari CafĂ© Kalutai menuju bukit Ispirasi menjadi saksi kekecewaan dan hancurnya diri ini. Dia seolah berkata “terima saja itu, itulah kemampuanmu sekarang. Lagi pula semua ini kuijinkan agar kamu lebih giat lagi. Berkaitan dengan nilai-nilai, aku menyiapkan sesuatu untukmu”. Semester ke-2 pun datang menyapa. Rutinitas kampus pun kembali ku jalani. Kuliah, makan siang, kuliah, perpustakaan, dan mesin ketik. Namun, ada semangat lebih pada semester ini. Semangat untuk membuktikan bahwa kemampuanku lebih dari semua nilai yang kudapatkan pada semester 1. Ya, usaha dan semangatku untuk mengubah nilai di semester ini berhasil. Nilai-nilaiku baik walaupun belum membanggakan. “Frany, teruslah berusaha, aku menyiapkan sesuatu yang indah untukmu”. Dia seolah-olah tersenyum padaku. “Aku akan memberikan pengalaman melayani bagimu. Semoga pelayanan ini membuatmu belajar melayani dengan sungguh”. Ya, pada liburan panjang tahun itu kami se-angkatan melaksanakan study pelayanan di sanger, Tabukan Tengah. Aq mendapatkan tempat pelayanan di Talengen. Sebuah pengalaman pelayanan yang mungkin tak akan terlupakan. Pengalaman yang penuh dengan cerita dan tantangan pelayanan. Disinilah aku belajar untuk memimpin ibadah dan bersosialisasi dengan masyarakat. Sebuah kisah pelayanan yang membekas di hatiku. Pulang dari study pelayanan selama 1 bulan lebih, rutinitas kampus kembali menyapa. Kuliah, makan siang, kuliah, perpustakaan, dan mesin ketik. Eits… yang terakhir mulai digantikan dengan computer. Mesin ketik mulai disinggkirkan. Modernisasi mulai merambah asrama UKIT. Wkwkwkwkwkwk… walaupun cuman ja pinjam tamang punya. Semester 3 dan 4 bisa dikatakan adalah semester-semester emasq di kampus tercinta, dari segi nilai. Luar biasa, sempurna. Anehnya, ketika semua yang aku impikan itu terwujud. Rasa malas dan pandang enteng mulai kurasakan hinggap dalam kehidupanq.
Semester 5 dan 6 menjadi puncak rasa malas dan bosan berkaitan dengan perkuliahan, apalagi saat itu aq sudah tidak berada di asrama, melainkan berada di tempat kost. Prestasi belajarq kembali menurun, namun masih bisa dikategorikan, baik. Kuliah, memang masih aq ikuti namun terkesan aq tidak lagi memiliki motivasi lebih untuk kuliah; yang penting so maso klar, duduk, ba cirita/ ba lamu, pulank. Aku pun mulai mencari tantangan baru. ”tunggu dulu frany, selesaikanlah dahulu study mu, segala sesuatu ada masanya, sabarlah.” Kejenuhan mulai menghampiri proses studyku. “okey, aku akan memberikan kamu pengalaman yang lain untuk menambah wawasanmu dan untuk menghilangkan kejenuhanmu pada studymu.” jadilah aku menginjakkan kaki di ibu kota Negara; Jakarta. 3 minggu disana membuat aq belajar bagaimana kejamnya kota besar. Untunglah aq datang sekarang ini hanya untuk berwisata. Jadi terasa kota Jakarta bagaikan surga yang indah. Namun aq belajar mengenai kesulitan merantau dan mengadu nasib di Jakarta. Sepulangnya dari Jakarta; Tetap saja, study sudah tidak menarik lagi bagiku. Paranya lagi, Pendeta sudah bukan menjadi tujuanku. “Frany… kamu butuh pengalaman yang mengingatkan kamu mengenai sebuah pelayanan”. Jadilah aku dan teman-teman melaksanakan PPL di Palu. Harus duduk selama 24 jam lebih dalam bis dari Manado menuju Palu. “Untuk membuatmu sungguh-sungguh merasakan pelayanan ini, Aku menyediakan tempat yang special untukmu”. Jadilah aku mendapatkan tempat pelayanan yang paling terpencil. Susah signal, jalan desa rusak parah, dan tidak memiliki listrik. Betul-betul sebuah pengalaman pelayanan yang berharga, membuatq mengetahui bagaimana sulit dan beratnya menerima tugas sebagai pelayan Tuhan.
Sepulangnya dari PPL aku semakin terauma dengan pelayanan. Sulit sekali ternyata melayani. Aku ingin bebas, ingin hidup senang, Gaul, lebih banyak lagi melihat dunia yang lain. “sabar frany… aku sedang membentukmu dan aku menyiapkan banyak perjalanan indah untukmu namun belum sekarang, sekarang ini biarlah kamu tetap focus study dan berusaha untuk secepatnya selesai”. Hatiq berontak; “ah, aku bosan dengan study, aku bosan dengan kuliah. Aku tidak tertarik pelayanan. Tidak ada contoh yang baik yang mereka perlihatkan padaku”.
Akibat dari pilihanku, tahun 2009 aku tetap harus berada di kampuz dan tidak ada pengalaman special di tahun itu. seolah Dia berkata; “selesaikan dulu studymu.” Tetap saja hatiku memberontak “aku bosan”. Dia kembali mengingatkan “semakin lama kamu berada di sini semakin banyak kesempatan yang kamu lepaskan frany. Ayo cepat selesaikan studymu”. Aq mulai berusaha untuk menyelesaikan studyku. Aku melaksanakan KKN, dan memulai proses penyusunan skripsi. “Nah, ada sedikit perubahan, baiklah aku akan memberimu pengalaman lain yang mudah-mudahan dapat kembali menambal spiritualitasmu yang semakin bolong” akhirnya, aq mendapat kesempatan mengikuti pertukaran mahasiswa dengan seminari Pineleng. Kegiatan yang ternyata sangat bermanfaat bagiku. Bermanfaat untuk kembali mengisi bejanaku yang kosong. Pengalaman dan pelajaran spiritual yang tidak pernah ditemukan selama kuliah di UKIT; ku temukan saat berada di seminari Pineleng. “Setelah bejanamu kembali terisi, selesaikanlah studymu”. Ya, aku berusaha untuk menyelesaikan skripsiku. “karena tugas akhirmu hampir rampung, maka Aku memberimu sebuah pengalaman lagi.” jadilah aku menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. “Oh, TUhan, sulit sekali tugasku ini. Harus berjalan kaki sepanjang hari, masuk/ keluar rumah. Sungguh, Aku tak sanggup”. Dia berkata; “pengalaman ini untuk mendekatkan kamu dengan manusia lain dan lebih dari pada itu supaya kamu sadar betapa sulitnya pekerjaan ibumu”. Aku pun berusaha menjalankan tanggung jawabku ini sampai tuntas. 1 bulan aku melaksanakan tugas ini di Tataaran satu. Tugas yang sungguh berat dan sangat melelahkan. “Bagus, karena keuletan dan ketekunanmu, walaupun tugas yang kamu lakukan jauh dari baik; bahkan klo mau jujur sangat buruk. Namun, Aku senang kamu mau berusaha. Aku akan memberikan pengalaman indah untukmu”. Ditengah-tengah melaksanakan tugas sebagai petugas sensus aku mendapat berita menjadi peserta pertukaran pemuda antar propinsi. “Wow, pengalaman yang aku idam-idamkan. Terima kasih Tuhan”. “yup, tapi tunggu dulu, kamu harus berusaha menyelesaikan perbaikan skripsimu dulu”. Aq berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan perbaikan skripsiku. “Tuhan, waktunya tidak memungkinkan; bagaimana ini”. Dia memberikan penguatan; “tenang saja, karena kamu sudah berusaha dengan baik, maka Aku akan memberikan jalan keluar”. Karena tugas Negara jadi aq bisa mengambil masa perpanjangan perbaikan skripsi. Aq bisa menyelesaikanx setelah pulang dari pertukaran pemuda. “Ty God”. Dia menjawab “No proplemo; sudah berangkat sana, semoga kamu mendapatkan pengalaman yang berharga dari perjalananmu yang panjang ini”. selama satu minggu aq mengikuti karantina peserta; Utusan masih-masih kota dan kabupaten se-Sulut. Aq merupakan utusan kabupaten Minahasa. Setelah pembekalan, Selama 1 minggu aku mengikuti jamboree di Landak, Pontianak, Kalimantan barat. Dan selama 1 bulan lebih melaksanakan tugas Negara di Ternate, Halmahera Barat, Jailolo. Sebuah pengalaman yang indah dan menyenangkan. Satu pengalaman yang sangat berharga ketika berada di Jailolo, yaitu; hidup ditengah masyarakat yang berbeda keyakinan denganq. Pengalaman ini membuatq sangat menhormati mereka yang berbeda keyakinan denganq. Di tengah kebahagiaan yang kurasakan Dia kembali berkata; “Masih ada rencana indah yang kusiapkan untukmu, tunggu saja”. Sepulangnya dari pertukaran pemuda. Aku bisa lebih menghormati potensi yang ada dalam diriku. Diapun menyapa; “semoga pengalaman itu membuat kamu puas. Eits, ingat selesaikan perbaikan skripsimu”. Waktu itu aku benar-benar termotivasi untuk segera menyelesaikan perbaikan skripsiku. Tapi, waktuq tidak memungkinkan untuk mengikuti wisuda. Bagiku hal itu bukanlah masalah. Akhirnya perbaikan skripsi pun rampung. Penjilidan dan kemudian pemasukkan penjilitan skripsi; Tanda bahwa aq telah menyelesaikan studiku, aq telah berhasil menyelesaikan kisah perkuliahanku. Terlihat dia tersenyum padaq; “heheheheehehe… selamat Frany… ada hadiah indah yang kusiapkan untukmu.”
….Bersambung

Mana tu amplop dank?


Aq bingung mencari amplop yang baru saja aq dapatkan ketika memimpin ibadah. Ado, so ciri ini noe! Cari di bagasi motor, ndak ada. Di sak-sak celana denk kameja, ndak ada. Di Alkitab, ndak ada. Peristiwa yang kedua kalix terjadi padaku. Teringat juga dulu. Amplop berkat pelayanan itu juga harus jatuh. Mar, yang pertama masih ada dapa; karna masih dapa inga. Ini kuah lay disebabkan karna so cepat-cepat mo pindah tampa pelayanan.
Ya, sama denk tamank-tamank di FB bilank, ambe jo dy pe hikma. Toe, berkat itu akan datang lagi. Mar yang kita takutkan bukan itu. kita tako ciri di rumah orang yang ada kase kasiang konk dorang pe kira qt sengaja ada buang. Wkwkwkwkwkwkw… Oh, kasiang. So talalu biongo ley kita klo melakukan hal seperti itu. ndak komank e. ndak mungkin toe berkat konk cuman mo buang.

Teman sejatiq


“Dia” selalu menemaniku ketika melakukan tugas pelayanan. waktu aq memimpin ibadah, “dia” harus rela tinggal di luar untuk menungguku selesai ibadah, harus rela kedinginan dikala malam dan kepanasan dikala siang. Sering karena kesibukanku, aq tidak sempat untuk merawat dan memandikannya guna menunjukan kecintaanq padanya. Seringkali dia harus rela dipenuhi lumpur karena harus mengantarkan aq ke tempat banjir. Pernah, suatu kali “dia” harus rela terjerumus ke dalam “got” karena kesalahanq. “Dia” menemaniq belum genap setahun, tapi apa yang “dia” berikan padaq sudah sangat banyak; “dia” sangat membantu bagiq. Aku tidak bisa membayangkan jika melakaukan pelayanan tanpa “dia”; pasti akan terasa sulit skali. Pernah suatu kali, ketika mengantarkan ayah saya ke belang, “dia” harus celaka. Lampu depan hancur, bodi, lecet-lecat. “Dia” harus rela masuk “rumah saki” untuk di perbaiki. Bekas-bekas kecelakaan itu masih ada sampai sekarang. Namun, karena “dia” ayahq hanya keseleo di bagian kaki kirix. Kecelakaan yang membuat kami sekeluarga kawatir akan keselamatan ayah tercinta. Bukan kenapa-napa; Kecelakaan seperti ini pernah terjadi 5 tahun lalu. Tempat tujuan yang sama; dengan motor yang berbeda. Kecelakaan yang membawa awan gelap dalam kehidupan keluarga kami, namun juga pelajaran berharga bagi keluarga kami.
“Dia” berwarna merah, kehitam-hitaman. Larinya sangat kencang dan aq sangat nyaman mengendarainya. “dy adalah motor kesayanganku”. Wkwkwkwkwkwkwkwk…

THE KING SPEECH



Kisah mengenai seorang pangeran yang nantinya akan menjadi pewaris kerajaan Inggris. Seorang pangeran yang ternyata “Gagap”; ketika berbicara dihadapan banyak orang, duck of york pasti akan selalu terhenti karena “gagap”. Bahkan untuk berbicara kepada seseorang saja, “gagap” itu tetap muncul. Posisinya sebagai calon pewaris kerajaan membuatnya semakin tertekan. Sang istri mencoba membantunya untuk menyembuhkan kesulitan yang dialami sang suami. Akhirnya, mereka bertemu dengan seorang yang bernama Leonel Logue. Seorang Australia yang tinggal di inggris. Seorang kepala keluarga yang baik. Sangat menyayangi anak-anaknya dan berusaha menjadi orang tua yang hebat. Leonel Logue adalah seorang yang memang sangat ahli berkaitan dengan berbicara di depan umum. Disinilah kisah persahabatan antara calon pewaris kerajaan Inggris dengan seorang Australia dimulai. Rasa kurang mampu sang pangeran membuatnya sering putus asa ketika belajar berbicara di depan umum. Apalagi ternyata dia mempunyai masa lalu yang sangat menyakitkan yang mempengaruhi keyakinan terhadap dirinya sendiri. “gagap” yang menjadi “ketakutannya” ternaya disebabkan oleh masa lalu yang kelam dalam hidupnya. Disinilah peran istri dan sahabat sangat membantunya. Ditengah keputusasaannya, sang istri selalu meyakinkan dan mendampinginya. Begitu juga sang sahabat, Lione Logue, tetap berusaha untuk membantu keyakinan diri sang pangeran.
Sebuah film yang memiliki nilai-nilai positif. Sangat menyentuh dan bisa menjadi sumber motivasi. Sebuah persahabatan yang tulus. Keluarga yang mendukung. Dalam film ini nyaris tidak ada tokoh antagonis, semuanya berperan sebagai tokoh protagonis. Semua mengalir sesuai dengan kemanusiaannya masing-masing; Pangeran yang bermasalah dengan keyakinan dirinnya. Seorang pangeran lain yang lebih memilih menikahi istri orang lain. Istri yang selalu ada disamping sang suami, anak-anak yang manis, bersahaja dan juga sangat pintar. Dan seorang sahabat sejati. Dari film ini banyak hal yang dapat ditarik; sebuah persahabatan yang tulus; antara seorang raja inggris dengan seorang ahli berbicara didepan umum yang berasal dari keluarga sederhana. Raja besar yang mengakui kekurangannya. Dan, kemauan untuk merubah diri menjadi orang yang lebih baik; temukan suaramu. Keluarga kerajaan, “gagap” berubah menjadi seorang raja kerajaan Inggris yang membawa inggris melewati masa bergumul karena perang. Pangeran yang tidak bisa berpidato, “gagap” dalam berbicara menjadi seorang raja yang berpidato sebagai tanda perlawanan Negara terhadap Nasi. Sebuah film keluarga yang berlatar kerajaan inggris. Memperlihatkan sisi lain dari keluarga kerajaan; kekakuhan memang ada, tapi keinginan untuk menjalin persahabatan dan merasakan kehidupan masyarakat umum itu ada. Dan, Terjadi.
Sebuah film yang menyentuh. Layak untuk ditonton.

Ty God atas pengalaman ini (Bagian kedua)


Minggu Pagi yang dingin di Adelaide. Hujan yang tidak deras menyapaku pagi ini. “Saatnya menikmati kota Adelaide”; itulah kalimat yang berlalu lalang dalam benakku.
Pagi ini, diawali dengan sarapan pagi khas barat di hotel. Mau sarapan Roti? Tinggal pilih, banyak bentuk dan rasanya. Sereal? juga tinggal pilih. Makanan berat; ada. Daging, Sosi, Jamur, dan Jagung. Minum; ada. Susu, kopi, teh, kapucino, dan banyak lagi. Buah; buanyak, tergantung keinginan. Semuanya sudah dibersihkan dan dipotong-potong ukuran kecil; nanas, apel, anggur, semangka, dll. Mau minum Jus, juga tersedia. Jus apel, atau jeruk. Semuanya lengkap, tersedia. Tinggal pilih, dan makan sepuasnya. Mantap, Sejahtera kuah klo bagini trus. Kesempatan jadi orang barat n kesempatan mo makank banya.
Hari ini, kami pentas pada acara Indofest di Rymil Park. Ya, inilah tujuan utama kami datang ke Adelaide; untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia khususnya tanah Minahasa. Sebelum berangkat ke tempat pementasan, dalam bis yang sangat nyaman, kami mengawali hari dengan ibadah bersama. Mensyukuri segala anugerah Tuhan dalam kehidupan kami. Terlebih kesempatan yang  kami peroleh saat ini. Sungguh, disini aq kembali mendapatkan pelajaran; pelajaran yang tidak aq temui selama 5 tahun dalam studi teologi. Dalam ibadah ini,  di Adelaide, aq merasakan ketenangan, dan kebahagiaan batin. Bukankah itulah yang diharapkan manusia ketika beribadah kepada Allah? Ketenangan dan kebahagiaan. Dua “harta” yang kutemukan bukan di dalam rumah gereja, saat ibadah minggu. Tapi, ku peroleh dalam ibadah di atas bis, saat ibadah minggu. Dalam ibadah ini, perasaanku sangat nyaman, Bahagia, dan hati ini tidak henti-hentinya mengucap syukur karena pengalaman yang ku peroleh saat ini.
Selesai ibadah singkat kami menuju Rymil Park. “Rymil Park”, sebuah taman di kota Adelaide. Taman yang luas; terdapat pepohonan besar yang memang ditata dan dirawat dengan baik. Ditengah taman ini terdapat sebuah danau yang luar biasa indah. Walaupun danaunya tidak luas danau Tondano, namun danau ini nampak dirawat dan ditata dengan baik. Taman ini terbuka untuk umum. Di taman inilah diselenggarakan indofest. Festival yang dilaksanakan untuk mempromosikan budaya Indonesia di Ausie khususnya Adelaide. Dan memang demikian, semua kesenian dan kebudayaan Indonesia dipentaskan disini. Jadi selain kami, yang mementaskan budaya Minahasa, ada juga mereka, yang mementaskan kesenian dan kebudayaan Indonesia. Namun, hanya kami (mungkin) yang khusus datang dari Indonesia untuk mepromosikan budaya Minahasa. Kelihatannya orang-orang yang mementaskan budaya indonesia dalam festival ini, memang orang Indonesia, tapi mungkin mereka sudah lama menetap di Ausie. Festifal ini diselenggarakan oleh kementerian pariwisata untuk mempromosikan dan memperkenalkan budaya Indonesia di Ausie. Aq bersyukur dapat terlibat di dalamnya.
Pagi ini, taman Rymil Park sudah ramai dan sebagian orang sangat sibuk mengatur panggung tempat pelaksanaan acara. Sesampainya disana, kami langsung latihan akhir untuk pentas siang hari. Pentas dihadapan orang-orang ausie di Adelaide; pengalaman pertama yang menyenangkan. Mereka sangat terkesan dengan budaya Indonesia, dan memberikan apresiasi yang besar pada penampilan kami. Bagiku, mereka sangat menghargai kesenian dan budaya. Salut! Setelah pentas di panggung utama. Kami tampil pada acara workshop. Acara ini untuk memperkenalkan budaya minahasa sekaligus mengajarkan kepada mereka tarian yang kami bawakan. Kembali apresiasi mereka terhadap budaya Indonesia sangat tinggi, terbukti dengan banyaknya peserta/ pengunjung yang tertarik mengikuti workshop ini. Acara ini berjalan dengan penuh canda dan tawa. Apalagi ketika mereka turut serta bersama kami menarikan tarian  Katrili.
Pementasan pun selesai. Asik! Saatnya jalan-jalan mengelilingi Adelaide. Bis yang sama menjemput kami untuk keliling kota Adelaide. Tenyata, Adelaide –mungkin, menurutku- hanyalah sebuah kota yang kecil. Namun jangan salah. Dibalik itu, terdapat harta yang sangat besar. Kota yang mengandung nilai sejarah yang tinggi. Terkesan tua, namun bergaya. kota ini memunculkan kesan sebagai kota rohani karena terdapat begitu banyak katedral yang megah dan indah. Sangat nyaman, teratur, tenang, dan sunyi. Rumah-rumah penduduknya terkesan tidak berpenghuni. Cuacanya berangin dan lebih dingin dari Sidney. Menurut penilaianku sie.


Mount Lofty Summit, salah satu tempat yang sempat kami kunjungi. Katanya, tempat ini merupakan tempat tertinggi di Adelaide. Merupakan kawasan pegunungan. Dipenuhi dengan hutan yang sangat terawat. Ditempat ini kami mendapatkan kesempatan unik, bertemu langsung dengan kangguru. Hehehehe… biasa cuman dengar, paling tinggi lia di televisi, skarang! so lia langsung. Tempat lain yang sempat kami kunjungi adalah, St Peters Cathedral. Sebuah gereja tua, megah, indah dan terawat di kota Adelaide. Sungguh sebuah katedral yang mengagumkan. Walaupun saat itu aq tidak mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam namun kemegahannya sangat Nampak dan cukup membuatku terkagum-kagum. Katedral ini Seolah-olah membawaku kembali ke saman abad pertengahan. Katedral yang sungguh sangat mempesona. Sebenarnya aq sangat penasaran untuk melihat dan merasakan suasana di dalam katedral. Namun apa daya, memang nimbole noe. Memandanknya saja sudah memberikan ketenangan dan memunculkan kekaguman dalam hati.
Satu hal yang sangat menarik perhatianku, mengenai kehidupan masyarakat ausie, yang hanya aq dengar dari tour gaide kami, yaitu; cara pengisian bahan bakar untuk kendaraan. “Disini klo mo isi bensin kata cuman jaga isi sandiri. Jadi, cuman kase maso doi di mesin konk isi sandiri. So lebe praktis”. Dan, satu lagi. Katanya, tingkat kriminalitas di Adelaide, mencakup ausie tentunya, sangat minim/ jarang. “Woow; hebat donk klo bagitu. Selamat ne”. 
Tanpa terasa, malam mulai menjemput. Jalan-jalan ini sungguh memuaskan. “Riki pastiu komank noe”. Kami pun menuju rumah makan Malaysia untuk makan malam. Masakannya aneh; “pedis, mar pedis merica”. Namun bersyukur karena bisa mencicipi nasi. Selesai makan malam kami menuju hotel tempat kami menginap. Selesai mandi, Aku langsung tertidur dengan pulas. Hehehehe… Sangat beta rasanya berlama-lama di hotel ini karena memang sangat nyaman. Baiklah aq akan sedikit menceritakan fasilitas yang disediakan hotel. Kamar mandi yang luarbiasa, dengan pilihan air dingin atau air hangat. Beberapa buah handuk; dari yang kecil sampai yang besar. Segala jenis perlengkapan mandi; sabun, sampo, sampai yg qt ndak mangarti ada. Kasur yang empuk n nyaman, LCD TV dengan layar datar dan lebar, nentau brapa ince komank, pokokx, basar. Baju tidur, mini bar; mar musti bayar klo mo ambe. Strika, lampu yang unik. Seperangkat tempat duduk yang nyaman, meja kerja dan privasi yang sangat terjamin. Dan satu yang paling sangat menarik; Free WIFI.
hari ini merupakan hari terakhirq di hotel ini; besok harus kembali ke Sidney. Keletihan sangat melanda diri ini, namun ucapan syukur tak henti-hentinya terucap.
           
Sehari di Adelaide; Minggu, 10/04/11

A WALK IN REMEMBER


DI ADAPTASI DARI SEBUAH NOVEL KARYA NICHOLAS SPARKS
Tokoh utama dalam film ini adalah Jamie Elisabeth Sillivan dan Landon Rollins Carter. Film ini merupakan drama percintaan yang memiliki nilai-nilai kekristenan.
Cerita Dimulai dari sebuah pabrik. London dan Gankx, membuat sebuah penerimaan anggota baru (namax clay) yang berakhir tragis. Kecelakaan terjadi ketika Clay yang akan menjadi anggota baru tersebut disuruh melompat dari tempat tinggi ke dalam air. Ketika melompat, kepalanya terbentur pipa. Ketika kecelakaan itu terjadi seorang penjaga memergoki mereka. Teman-teman Landon  melarikan diri. Landon berusaha menolong clay yang terluka; karena merasa bersalah atas kecelakaan itu. setelah menolong clay dan membawanya ke pingiran kolam Landon pun mencoba kabur dari kejaran polisi. Naas baginya, pelariannya menjadi sebuah kecelakaan mobil yang membuatnya terluka; kakinya harus terluka dan mengunakan tongkat untuk berjalan.
Landon ditahan; namun karena dia tidak mengaku terlibat dalam kecelakaan itu dan korban pun tidak menceritakan peristiwa yang sebenarnya, maka landon pun dibebaskan. Setelah dibebaskan, dia mendapatkan hukum dari sekolahx, yaitu membantu petugas Office Boy membersihkan sekolah, memberikan les privat kepada juniornya, dan ikut dalam pementasan drama sekolah. Kegiatan-kegiatan yang berbeda dengan kehidupannya sebelumnya. Yang dikenal sebagai anak yang popular, anak yang nakal, tidak mau menurut, menganggap rendah orang lain, tidak pernah menyapa terlebih dahulu. Dan, jarang datang ke gereja. 
Ketika harus melakukan pekerjaan yang berbeda dengan kehidupannya, awalnya Landon merasa ogah-ogahan, namun dia pun tetap melakukan hal itu. Disinilah, sikap dan prilaku Landon perlahan mulai berubah. Perubahan sikap dan prilaku ini juga disebabkan oleh Jamie Sullivan, seorang anak baik, rajin dan aktif di gereja, anak seorang pendeta, cara berpakaian kampungan (menurut teman2 Landon), tidak tahu merias diri, memiliki banyak talenta, pintar bermain music, menyanyi dan bermain drama, tertarik dengan luar angkasa, Berkeinginan untuk melihat komet “hyakutake”, memiliki sikap yang teguh, dan apa adanya. Seseorang yang seolah-olah menerima dirinya apa adanya dan menikmati kehidupannya, namun menyimpan pergumulan yang berat.
Landon dan Jamie sebenarnya sering bertemu sejak kecil malahan segala kegiatan Jamie diketahui oleh Landon dengan tepat. Namun karena ke-ego-an  Landon yang adalah anak popular membuatnya menjauhi Jamie. Bahkan sampai ketika mereka sering bertemu karena tugas yang harus dilaksanakannya, Landon tetap tidak menginginkan teman-2nya yang “gaul” mengetahui pertemanannya dengan Jamie. Maklumlah, jemie disekolah dikenal oleh teman-temannya sebagai anak yang kampungan.
Pertemuan yang sering terjadi membuat Landon jatuh cinta kepada Jamie. Dari sinilah dimulai kisah percintaan antara Landon dan Jamie. Rasa cintanya kepada Jamie membuat sikap dan prilaku landon berubah. Landon pun mulai terang-terangan soal hubungannya dengan Jamie. Keegoaan landon mulai luntur dan dia mulai bisa menghargai orang lain. Bahkan dia bisa memaafkan ayahnya.
Jamie mengidap penyakit Leukimia. Berita yang membuat Landon sangat terpukul. Namun, lewat berita ini, kecintaannya kepada Jamie semakin Tulus. Diapun berusaha memberikan kebahagiaan dimasa-masa akhir kehidupan Jamie. Berusaha mengabulkan semua harapan n keinginan Jamie. Berada di 2 tempat sekaligus dan menikah di gereja tempat orang tuanya menikah. Suatu malam ketika melihat komet hyakutake Landon melamar Jamie, mereka menikah. Dan keinginan utama Jamie dapat terwujud; menikah di gereja tempat orang tuanya menikah. Tidak berapa lama Jamie meninggal, Landon melanjutkan sekolah kedokterannya. Dan tetap dia tidak bisa  melupakan sosok Jamie yang telah merubah dirinya dan masa depannya.
film yang patut di tonton. Sangat menyentuh dan memiliki nilai-nilai kristiani. Hal yang dapat dimaknai dari film ini; memang sulit untuk keluar dari kebiasaan dan memasuki kebiasaan yang lain. Namun semua itu bisa terjadi, asalkan kita bersedia mencobannya. Seorang ayah yang sangat sayang kepada anaknya sampai-sampai merasakan ketakutan yang berebihan ketika anaknya mulai menjalani hubungan dengan seorang pria, apalagi seorang pria yang memiliki reputasi buruk. Seorang ayah yang meninggalkan anaknya, sampai-sampai anaknya membenci ayahnya dan bermuara pada sikap hidup anak yang nakal. Sebuah cinta yang tulus. Menjadi sosok yang apa adanya.
Sebuah kata indah; Dalam percakapan Jamie dengan ayahnya yang adalah seorang pendeta:
Sang ayah        “kamu mungkin tidak peduli tentang apa yang ayah katakan dan pikirkan… tapi kau harus peduli dengan pendapat Tuhan”.
Jamie               ; “kurasa Tuhan menginginkanku bahagia”.



GIFTED HANDS


Kisah seorang dokter kulit hitam yang dimasa kanak-kanaknya dianggap sebagai anak yang bodoh. Sosok sang ibu berperan pentink dalam keberhasilannya. Sang ibulah yang Membimbing dan memotivasi Ben untuk menjadi anak yang pinter. Benar-benar sosok ibu yang luar biasa; disaat dia harus ke sekolah dan menerima kenyataan bahwa rapor anaknya kebanyakan bernilai F dan sedikit diantarax D, tetap sang ibu berkeyakinan bahwa anakx adalah seorang yang pinter.
Suatu kali, Ketika Ben beribadah ke gereja, sang pendeta bercerita mengenai seorang dokter misionaris yang dikejar-kejar oleh perampok. Cerita pendeta itu memotivasi Ben kecil untuk menjadi seorang dokter. Dengan perasaan meluap-luap, Ben menceritakan cita-citax pada sang ibu. Apa tanggapan sang ibu?
Ben                              ; “ibu, saya ingin menjadi seorang dokter. Seorang dokter misionaris seperti yang dikatakan pastor kepada saya”
Ibu                               ; “kau bisa menjadi apapun yang kau inginkan dalam hidup ini, asalkan kamu berupaya untuk mengejarnya… Tuhan tidak akan meninggalkan kamu”.
Sang Ibu berperan penting dalam kehidupan Ben. Sang Ibu mencoba melakukan segala cara agar anaknya dapat berhasil. Namun sebenarnya, sang ibu juga memiliki banyak pergumulan dalam hidupnya: Harus berperan sebagai orang tua tunggal, dengan keterbatasan ekonomi. Bekerja membersihkan rumah orang, dan menjadi penjaga bayi agar dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Pada masa kecilnya, sang ibu harus tinggal di panti asuhan. Saat berumur 13 tahun menikah dengan  orang yang dicintaix, hidup bahagia, dengan 2 orang anak. Sampai ia mengetahui bahwa orang yang dicintainya mempunyai istri dan anak-anak yang lain. Seorang yang buta huruf, dan mengalami ketakutan berlebihan; jangan-jangan anak-anaknya akan menjadi sama sepertinya. Karena pergumulan dan tantangan hidupx yang besar, sang ibu bahkan sempat berpikir untuk bunuh diri. Inilah “curhat” sang ibu ketika bercakap dengan seorang psikiater; berbicara sambil mencucurkan air mata. Dengan pengakuannya ini, sang ibu membutuhkan perawatan di rumah sakit jiwa. Namun, semenderitanya sang ibu; tidak pernah sekali pun ia memperlihatkan penderitaannya ini kepada anak-anaknya.
Surat Ben kecil kepada ibunya, ketika sang ibu harus menjalani perawatan di rumah sakit jiwa. Sebuah surat yang membuat ibunya tersenyum bahagia sampai meneteskan air mata ketika dia berada di rumah sakit jiwa untuk perawatan selama bebarapa minggu;
Dear mother,
I mis You allredy, I Promiss I will try to do
Beter in shol.
I LOVE YOU
Benny
Keluar dari rumah sakit,  sang ibu bekerja pada seorang Professor. Tugasnya adalah  membersihkan rumah besar sang profesor. Ketika membersihkan perpustakaan sang professor, sang ibu terkagum-kagum karena ruangan itu dipenuhi dengan berbagai macam buku-buku. Mulailah sang ibu menyuruh anak-anaknya untuk membaca buku di perpustakaan kota kemudian membuat garis besarnya. Dengan “ogah-ogahan” anak-anaknya pun melakukan perintahnya.
Mulailah Ben dan Curtis membaca dan melaporkan ringkasannya pada sang ibu. Namun uniknya, ketika anak-anaknya meminta bantuan sang ibu untuk membacakan kata yang sulit, sang ibu selalu berkata; “saya membutuhkan kaca mata baru. ucapkan itu.”Jadilah mereka anak yang pinter dan sangat suka membaca.
Hidup Ben pun berubah. Dia menjadi juara kelas. Apakah tantangan dan pergumulan hidup menghilang? Tidak, di acara pemberian penghargaan sekolah kepada Ben. Seorang gurux memberikan sebuah pidato yang sangat menyinggung perasaan Ben dan sang ibu. Karena pidato itulah Kemudian Ben pindah sekolah, lagi-lagi karena sang ibu yang menginginkan agar anak-anaknya tidak disepelekan.
Apakah masalahnya selesai? Tidak! Pergaulan… itulah masalahnya sekarang. Ben oleh teman sekolahnya dipandang sebagai anak yang “Kuper”. Dia sering diolok teman-temannya karena pakaiannya yang cenderung kuno. Pergaulan… Membuat Ben menyakiti hati sang ibu, hanya demi mendapatkan sebuah baju yang baru. Karena sangat menyayangi anakx, dengan uang tabungannya sang ibu memberikan baju baru untuk Ben. Tapi apa yang Ben lakukan, dia tidak memakainya karena dirasakan tidak sesuai dengan keinginannya. Pergaulan… Ben hampir saja memukuli ibu dan kakaknya dengan martil hanya karena baju yang baru dibelikan sang ibu  tidak cocok dengan keinginannya. Pergaulan… Ben memilih kawan yang salah. Hanya supaya tidak ingin dikatakan kuno. Pergaulan… Merubah Ben menjadi anak yang nakal. Sangat nakal. Sampai-sampai ia menusuk temannya dengan pisau hanya karena masalah sepele. Ben berubah: Anak bodoh menjadi anak pintar, kemudian menjadi anak nakal, bahkan sangat nakal.
Beruntung bagi Ben… Pisau yang dia tusukkan tidak melukai temannya. Pisau itu patah mengenai sabuk besi yang dikenakkan temannya tersebut.
Peristiwa itu membuat Ben tersadar. Ben Sadar bahwa dia tidak bisa mengendalikan emosinya yang meluap-luap. Ditengah kekalutannya dia berdoa kepada Tuhan untuk menyingkirkan emosi yang meluap-luap dari dirinya. Dengan memeluk kitab suci dan menyanyikan lagu pujian kepada Allah. Ben belajar mengendalikan emosinya.
Yale Universitas. Fakultas Kedokteran. Ahli beda otak. Dengan beasiswa yang didapatnya, Ben berusaha mengejar cita-citanya. Sebagai penerima beasiswa, nilai yang diperoleh Ben belumlah terlalu memuaskan. Ben harus memperoleh nilai yang bagus apabila ingin beasiswanya tidak dicabut. Sosok sang ibu menjadi pendorongnya untuk berhasil menyelesaikan studynya. Dengan belajar keras; siang, malam bahkan sampai dini hari. Akhirnya, Ben lulus dari universitas. Menjadi seorang Ahli beda syaraf.
Ditahun 1976, Ben mendaftarkan diri di Johns Hopkins hospital. Rumah sakit ini hanya menerima 2 murid ahli beda syaraf dalam setahun. Dari 125 peminat, Ben menjadi satu dari dua orang ahli beda syaraf yang terpilih.  
Dalam melaksanakan tugasnya, Ben Selalu bekerja dengan senyuman. Selalu menyapa; Selamat pagi! Ketika sampai di rumah sakit. Selalu melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh; Persis seperti ibunya. Ben juga merupakan orang percaya yang sangat taat.
Pendarahan hebat istrinya saat mengandung, membuatnya mengetahui bagaimana gelisahnya keluarga saat menunggu orang-orang yang mereka cintai masuk ke ruangan operasi.
Kehilangan calon bayi karena pendarahan sang istri, membuat dia mengerti bagaimana rasanya kehilangan. Ketika mengalami kesedihan yang mendalam, sang ibu, kembali menguatkan dan menghiburnya. Sama seperti ibunya, pergumulan yang Ben alami tidak mempengaruhi pekerjaannya. Dia menjalani pekerjaannya seperti biasa; dengan senyuman dan sapaan ramah setiap pagi.  
Kehilangan calon bayi, memacunya untuk melakukan operasi pemisahan bagi bayi kembar yang menyatu di bagian kepala. Sebuah pekerjaan yang mustahil, yang hanya bisa dilakukan oleh dokter beda syaraf terbaik di dunia. Akhirnya, dengan 22 jam operasi, dengan prosedur yang rumit, konsentrasi yang tinggi, tim yang besar, dan alat-alat yang lengkap; operasi pemisahan pun sukses. Terpancar kebahagiaan dari orang tua bayi kembar tersebut. Ben melakukan tugasnya dengan sempurna.
Keajaiban… kata inilah yang cocok mengambarkan kehidupan Ben. Hidup Ben, adalah sebuah keajaiban. Hidup dari keluarga miskin, dengan hanya mempunyai seorang ibu dan seorang saudara, dianggap sebagai anak yang bodoh, dapat menjadi seorang dokter ahli syaraf. Dan, Dalam pekerjaannya, Ben melakukan banyak keajaiaban.

Tuesday, May 17, 2011

Tata ibadah hari minggu bentuk II



KEMULIAAN BAGI ALLAH                                                                              (Jemaat Berdiri)
KJ no 1: “Hallelujah Pujilah”
Haleluya! Pujilah Allah Yang Agung, Maha esa!
Dalam Kritus kita kenal Allah yang hidup, Bapa kekal!
            Langit, buana semesta patut memuji kuasa-Nya,
karna berkat-Nya tak henti, limpah kasih-Nya tak terperi.
Haleluya! Pujilah Allah Yang Agung, Maha esa!
Dalam Kritus kita kenal Allah yang hidup, Bapa kekal!

PANGGILAN BERIBADAH                                                                               (Jemaat Berdiri)
P          Jemaat yang dikasihi Tuhan, marilah kita menyembah Tuhan yang menjadikan kita.
J           Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya.                                                                                       (Maz.95:6,7a)
KJ no 10 “Pujilah Tuhan, Sang Raja”
Pujilah Tuhan, sang raja yang Maha mulia
Segenap hati dan jiwaku, pujilah Dia
Datang berkaum, brilah musikmu bergaung
Angkatlah puji-pujian!

DOA PENYEMBAHAN                                                                                                (Jemaat Berdiri)
P          Engkaulah sang Raja yang mulia. Inilah Kami, datang menghadap dihadapan takhta-Mu yang agung dan kudus;  ya Allah.
J           Engkaulah bagi kami tempat perlindungan dan kekuatan selama-lamanya.
P          marilah kita berdoa: … 

PENGAKUAN DOSA                                                                                        (Jemaat Duduk)
P          Dosa adalah hidup tanpa hubungan dengan Tuhan. seperti lampu yang mati karena sakelarnya belum tersambung. Begitulah hidup yang tidak tersambung pada Tuhan adalah hidup yang mati. Sering dalam hidup; kita berjalan menurut kemauan kita sendiri. Kita tidak mau tahu tentang Tuhan. kita tidak taat. Kita buang muka. Kita tidak berhubungan dengan Tuhan. kita tidak tersambung pada Tuhan. kita berdosa dihadapan Tuhan. Dari dosa itu kita dipanggil untuk bertobat. Berpaling kembali dan berjalan kembali kearah Tuhan. Disadur dari Dr. andar Ismail, selamat berbakti “33 renungan tentang Ibadah” hal 49-51.
J           Dosaku kuberitahukan kepada Allah dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan. Aku berkata “Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku, dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.”
KJ no 29:1 dan 2 “Di muka Tuhan Yesus”
Di muka Tuhan Yesus betapa hina diriku
Kubawa dosa-dosaku dimuka Tuhan Yesus
Di muka Tuhan Yesus kudapat kasih saying-Nya
Hatiku pasrah berserah di muka Tuhan Yesus
(instrument music dan diberikan kesempatan kepada jemaat untuk mengaku dosa secara pribadi)
P          Allah yang mahakuasa, yang dengan sukarela memberi pengampunan kepada setiap orang yang menyesali dosanya dan berpaling kepada-Nya. Hapuskanlah semua dosa kami, dan bersihkanlah hati nurani kami oleh pengorbanan Kristus, Tuhan kami. Dan peliharalah kami selalu dalam damai sejahtera, dan kegembiraan kehidupan yang suci, supaya untuk selama-lamanya kami boleh mengasihi dan mengabdi kepada-Mu. Dalam nama Allah; Bapa, Anak dan Roh Kudus. Amin.
J           KJ no 29 :3 dan 4 “Di Muka Tuhan Yesus”
Di muka Tuhan Yesus ku insaf akan salahku
Bertobat kini hatiku di muka Tuhan Yesus
            Di muka Tuhan Yesus kudapat kasih sayang-Nya
            Hatiku pasrah berserah di muka Tuhan Yesus. 
JANJI ANUGERAH ALLAH
P          Yoh 3. 16 “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
J           NKB no 19 “Dalam Lautan yang Kelam”
Dalam lautan yang kelam, terancam jiwaku,
Dalam dosa tenggelam, hilang harapanku.
Tapi Tuhan bekenan dengar seruanku.
Laluku  dislamatkan mukhalisku.
Kasih kudus! Kasih Kudus! Yang tlah mengangkatku; kasih kudus.
Kasih kudus! Kasih kudus! Yang tlah mengangkatku: kasih kudus.

PETUNJUK HIDUP BARU
P          Matius 22:37-40 “jawab Yesus kepadanya “kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi”.

PUJI-PUJIAN                                                                                        (Jemaat Berdiri)
P          Sekarang ini muliakanlah Tuhan, Allah kita,
J           dan pujilah nama-Nya yang tinggi luhur!
P          bersyukurlah kepada Tuhan, sebab ia baik,
J           bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!
P          haleluya! Pujilah nama Tuhan,
J           pujilah, hai hamba-hamba Tuhan,
P          hai orang-orang yang datang melayani di rumah Tuhan,
J           di pelataran rumah Allah kita!
P          pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik,
J           bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama itu indah!
P          sebab Tuhan telah memilih Yakub bagi-Nya,
J           Israel menjadi milik kesayagan-Nya.
P          hai kaum Israel, pujilah Tuhan!
J           hai kaum Harus, Pujilah Tuhan!
P          hai kaum lewi, pujilah Tuhan!
J           hai orang-orang yang takut akan Tuhan, pujilah Tuhan!
P+J       terpujilah Tuhan dari Sion, Dia yang diam di Yerusalem! Haleluaya!
J           NKB no 3 “Terpujilah Allah”
Terpujilah Allah, hikmat-Nya besar,
Begitu kasih-Nya tuk dunia cemar,
Sehingga dibrilah Putra-Nya Kudus
Mengangkat manusia serta menebus.
Pujilah, pujilah! Buatlah dunia
bergemar, bergemar mendengar suara-Nya
dapatkanlah Allah demi Putra-Nya
bri puji pada-Nya sebab hikmat-Nya.
PEMBACAAN ALKITAB
P          marilah kita berdoa:…
Dengarkanlah firman Tuhan dalam: Daniel 8:1-27
P          Tuhan memberkati pembacaan Firman-Nya yang suci. Amin.
J           KJ no 53 “Tuhan Allah Tlah Berfirman”
Tuhan Allah tlah berfirman, Haleluya,
Pada umat sabda hikmat, haleluya!
Buka telinga, hai umat-Nya, Kabar yang baik dengarkanlah!
Buka hatimu: Tuhan datang, Hai yang beriman!
Tuhan Allah tlah berfirman, Haleluya,
Pada umat sabda hikmat, haleluya!

PENGAKUAN IMAN -khusus ibadah pagi-                                                             (Jemaat Berdiri)
P          Tuhan, tambahkanlah iman kami,
J           dan kebenaran-Mu akan memerdekakan kami.
P+J       pengakuan iman rasuli:
Aku percaya kepada Allah Bapa, Yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi.
Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari pada Roh Kudus, lahir dari Anak dara Maria, yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati, dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut, pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa, Yang Mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya kepada Roh Kudus; Gereja yang Kudus dan am; persekutuan orang kudus, pengampunan dosa; kebangkita daging; dan hidup yang kekal. Amin.

DOA UMUM                                                                                                   (Jemaat Duduk)
Puji-Pujian Jemaat
KHOTBAH
Puji-Pujian Jemaat
PERSEMBAHAN
P          Dahulu, di zaman perjanjian Lama persembahan erat hubungannya dengan upacara korban. Dalam imamat pasal 1-7 terdapat beberapa contoh jenis persembahan korban seperti; korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapusan dosa, dan korban penebus salah. Ibadah Israel juga mengenal persembahan persepuluhan (ul.14:22-27). Kitab keluaran, imamat, bilangan, dan ulangan memuat beberapa ketentuan yang mengatur wujud, jumlah, cara dan waktu memberi persembahan. Bahkan ada peraturan yang menetapkan denda 20 persen bagi penyimpangan persepuluhan (im.27:31). Persembahan pada zaman perjanjian lama bersifat kultis dan ritual.
Nah, ketika gereja terbentuk pada abad pertama, persembahan mempunyai arti yang berbeda. Persembahan dalam gereja abad pertama berkaitan dengan perjamuan. Jemaat Tuhan membawa persembahan dalam bentuk makanan atau uang sebagai biaya untuk menyediakan makanan dengan tujuan agar orang miskin yang tidak mempunyai makanan di rumah bisa ikut makan (kis.6:1-6).  Persembahan dalam gereja pertama bersifat diaconal guna pekerjaan Tuhan. Motivasi iman memberi persembahan dalam gereja pertama Bukan: memberi, supaya diberi. Tetapi; memberi, karena sudah diberi. Memberi menjadi tanda ucapan syukur umat atas segala berkat dan anugerah Allah dalam kehidupan.
Sekarang ini, dalam setiap ibadah minggu terdapat seruan untuk memberi persembahan. Persembahan telah menjadi kelaziman dalam kehidupan gereja dewasa ini. Sesuatu yang lazim bisa kehilangan makna. Sebab itu, sebelum kita memberi persembahan, hendaklah kita merenung mengenai motivasi iman kita membawa persembahan. Apakah benar-benar sebagai tanda ucapan syukur ataukah hanya semata-mata karena menggharapkan imbalan dari Allah?
Disadur dari Dr. andar Ismail, selamat berbakti “33 renungan tentang Ibadah” hal 116-119.
P          sambil memberi persembahan syukur, kita menyanyi
KJ no 260 “Dalam Dunia Penuh Kerusuhan”
Dalam dunia penuh kerusuhan,
Ditengah kemelut permusuhan datanglah kerajaan-Mu
Di gereja yang harus bersatu,
Agar nyata manusia baru, datanglah kerajaan-Mu!
            Datanglah, datanglah, datanglah kerajaan-Mu.
Memerangi gelap kemiskinan,
Menyinarkan terang keadilan datanglah kerajaan-Mu.
Di lautan, di gunung, di lading
Dan di Bandar, di pasar, di jalan, datanglah kerajaan-Mu!
            Datanglah, datanglah, datanglah kerajaan-Mu.
Dalam hati dan mulut dan tangan
Dengan kasih, dengan kebenaran datanglah kerajaan-Mu
Karena Kaulah empunya semua,
Demi Kristus umatMu berdoa; datanglah kerajaan-Mu!
            Datanglah, datanglah, datanglah kerajaan-Mu.
…Dilanjutkan dengan instrument music…
DOA PERSEMBAHAN
Pelsus              Kristus, Tuhan,
ajarlah kami untuk memberi,
bukan karena kelebihan,
melainkan karena keinginan untuk berbagi.
Sebagaimana Tuhan telah memberi
Ajarlah kami juga untuk mau berbagi.
Sebagaimana Tuhan sudah bermurah hati,
didiklah kami juga untuk mau bermurah hati.
Terima kasih Tuhan.
Amin
Disadur dari Dr. andar Ismail, selamat berteduh “33 kumpulan doa” hal 75.

DOA PENUTUP                                                                                               (Jemaat Duduk)
P          Mari Kita Berdoa :…

NYANYIAN PENUTUP                                                                                     (Jemaat Berdiri)
KJ no 341 “kuasamu dan namamulah”
Kuasa-Mu dan nama-Mulah hendak kami sebar
Dan karna itu, Ya Tuhan, kami takkan gentar.
Bagaikan padi segenggam mestilah busuk di pendam,
Supaya tumbuh dan segar, dipanas surya memekar
Berbuahlah tuaian pun besar.
Berkat
P          kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai saudara sekalian.
J           Amin. Amin. Amin.