“Boulevard”,
sebuah kata yang tidak asing bagi masyarakat Tondano; apalagi bagi kaum muda.
Kata yang menunjuk pada sebuah jalan di kota Tondano, jalan yang berada di
kawasan persawahan. Di samping kiri dan kanan jalan ini terdapat pondok-pondok
makan yang terbuat dari bamboo, ada juga sie yang sudah semi permanen, yang
dijadikan sebagai rumah makan. Kawasan yang sejuk ketika malam, dan indah saat
mentari bersinar. Kawasan yang baik untuk bersantai dan menenangkan pikiran
saat kesemberawut pekerjaan membawa kepenatan dalam diri. Inilah jalan yang
paling ramai dan terkenal di kota Tondano.
Malam
ini, “Boulevard” tetap ramai seperti biasanya. Kabut tebal tak menghentikan
kegiatan ditempat ini, langit sedikit bintang tanpa bulan menjadi saksi
keramaian malam ditempat ini. Asap dari pembakaran milu dan sate kolobi
menyebar kemana-mana, tercium aroma yang mengundang selera, seolah mengajak
setiap manusia yang lewat untuk singgah, datang, berkunjung dan mencicipi milu
bakar dan sate kolobi di tempat ini. kendaraan pribadi yang menyemut dipinggir
jalan menandakan banyaknya pengunjung pada malam ini.
Suasananya
yang sejuk membuat aku ingin berlama-lama menikmati suasana tempat ini. Sambil
menikmati suasana malam di tempat yang
sejuk ini, pikiranku melayang pada kegiatan setahun yang lalu. Kegiatan
Penataran Dasar Guru Sekolah Minggu. Kegiatan yang dimotivasi oleh keinginan
yang sungguh untuk membaharui pelayanan anak di jemaat GMIM Tiberias Kiniar.
Kegiatan yang bertujuan untuk menyegarkan kembali motivasi guru sekolah minggu
dan mempersiapkan kader-kader baru guna
meneruskan pelayanan anak, sebagai guru sekolah minggu. Kegiatan yang berat,
namun sangat berkesan dan menyenangkan. Sebuah kegiatan yang menciptakan
kebersamaan menjadi awal persaudaraan dalam pelayanan menjadi guru sekolah
minggu.
Setahun
yang lalu, berawal dalam sebuah ibadah persiapan guru sekolah minggu,
dikemukakanlah sebuah usul untuk mengadakan penataran dasar anak sekolah
minggu. Sebuah usul yang ternyata mendapat respon baik dan gembira oleh komisi
anak pada saat itu. Akhirnya, dilandasi dengan motivasi yang tulus untuk
melayani Tuhan, Panitia penataran dasar pun terbentuk, mulailah masa-masa berat
guna melaksanakan segala macam usaha supaya kegiatan ini dapat berlangsung dengan
sukses demi kemuliaan nama Tuhan. Panitia melakukan usaha pencaharian dana,
merancang kegiatan, menghubungi pembicara serta mengatur dan menyediakan semua
yang dibutuhkan guna kesuksesan acara ini. Dalam prosesnya semua usaha yang
dilakukan panitia tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak tantangan
dan pergumulan yang dihadapi, antara lain; sulitnya mengumpulkan dana; bangun
subuh untuk membuka kantin dan melaksanakan ibadah pagi, menjual ikan dan sayur
masak serta kue, keliling kampung. Bergadang satu malam dihadapan computer dan
printer untuk membuat buku panduan, id card, dan tanda terima kasih untuk
pembicara. Ternyata, moment-moment sulit inilah yang pada akhirnya membuat
kegiatan setahun yang lalu ini sangat berkesan dan terus tergiang dalam hati
dan pikiranku. Maka benarlah kata orang “hidup akan lebih berwarna karena
tantangan dan pergumulan yang dihadapi”. Setelah melakukan segala macam
persiapan, kegiatan penataran dasar pun dilaksanakan, kegiatan yang tadinya
hanya dikhususkan untuk jemaat GMIM Tiberias Kiniar ternyata mendapat respon
baik dari jemaat-jemaat yang ada di wilayah Tondano 1 (sebelum pemekaran).
Pembicara yang dihubungi semuanya bersedia membawakan materi, makanan untuk
peserta sangat melimpah, dana yang diperoleh lebih dari cukup, pokoknya
semuanya berlangsung baik dan lancar. Sungguh sangat menyenangkan bagiku bisa
terlibat langsung dalam kepanitiaan pada saat itu, panitia yang sungguh-sungguh
memberi diri tanpa mengharapkan sesuatu, penuh dengan ketulusan untuk memberikan
yang terbaik guna pelayanan anak dijemaat GMIM Tiberias Kiniar.
Setelah
dilaksanakannya penataran dasar guru sekolah minggu, sungguh luar biasa hasil
yang diperoleh. Disamping pengalaman dan ilmu bagaimana memberi diri dalam
pelayanan anak, Pemberiaan diri kaum muda dalam pelayanan anak mulai nampak;
Bahkan banyak yang sangat kreatif dan
memiliki motivasi yang benar untuk melayani. Bahasa sini bilank, memang
butul-butul mo melayani tanpa mengharapkan sesuatu. Memang butul katu, ternyata
jika dilandasi dengan motivasi yang tulus, pasti segala sesuatu yang
direncanakan akan berbuah manis dan melimpah. Dampaknya, kegiatan pelayanan
anak dijemaat GMIM Tiberias Kiniar menjadi lebih hidup; kehadiran guru sekolah
minggu dalam persiapan ibadah guru sekolah minggu meningkat pesat. Kehadiran
anak-anak sekolah minggu baik di gereja dan di rabu gembira bertambah banyak.
Terasa jelas anak-anak menjadi sangat dekat dengan guru sekolah minggu mereka,
para guru sekolah minggu pun tidak segan dan malu untuk menjemput anak-anak
supaya datang ke sekolah minggu atau rabu gembira. Terpancar kebahagiaan dari
raut wajah anak-anak, dan tergambar kepuasan tersendiri di hati seluruh guru
sekolah minggu ketika memberi diri dalam pelayanan.
Sekarang,
Rabu, 25 Agustus 2010, Satu tahun lebih setelah kegiatan penataran dasar guru
sekolah minggu; Banyak orang mudah memberi diri dalam pelayanan anak di jemaat
GMIM Tiberias Kiniar, mungkin pelayanan anak di jemaat GMIM Tiberias Kiniar
akan membuat jemaat lain “iri” karena
banyaknya kaum muda yang memberi diri. Guru sekolah minggu yang ada sangat
mampu diberikan tanggung jawab untuk membawakan cerita anak atau rekreasi.
Ibadah persiapan guru sekolah minggu sudah rutin terlaksana seminggu sekali.
Bagiku, Sangat beruntung komisi anak sekarang ini, sumber daya manusia sangat
melimpah; baik dari segi kemampuan guru sekolah minggu maupun potensi anak
sekolah minggu yang ada, tinggal bagaimana mengatur dan mengembangkannya.
Sekarang,
masalah yang dihadapi pelayanan anak jemaat GMIM “Tiberias” Kiniar berbeda
dengan permasalahan yang dialami setahun yang lalu. inilah dinamika pelayanan,
pergumulan dan permasalahan yang lain terselesaikan akan berganti dengan
permasalahan dan pergumulan yang lain. Inilah realita pelayanan. Permasalahan
dan pergumulan tidak akan pernah lepas dalam kehidupan pelayanan. Permasalahan
dan pergumulan merupakan warna dalam pelayanan. permasalahan dan pergumulanlah
yang membuat pelayanan lebih berkesan dan terasa indah pada akhirnya. Seseorang
berkata “Bukan keberhasilan yang akan selalu diingat tapi kebersamaan dalam
melewati kesulitan dan tantangan yang akan selalu menimbulkan kesan dan selalu
akan dikenang”.
Sekarang,
bagaimana kita berusaha untuk terus memupuk motivasi pelayanan yang sudah ada
agar terus berbuah. Tulisan ini sebenarnya mengenang kembali motivasi pelayanan
setahun yang lalu, sekaligus memgingatkan pada kita GSM betapa sulitnya
mengumpulkan orang muda untuk memberi diri dalam pelayanan anak. Hasil sudah
kelihatan, pohon yang ditanam setahun yang lalu sudah bertumbuh menjadi pohon
yang besar nan indah dengan buah yang lebat, apakah sekarang pohon yang susah
payah kita tanam setahun yang lalu akan dibiarkan mati begitu saja? Semuanya
tergantung engku2 dan enci2 yang ada sekarang ini. apakah kita rela melihat
anak-anak sekolah minggu jemaat GMIM Tiberias Kiniar terlantar dan menjauhkan
diri dari persekutuan ibadah sekolah minggu dan rabu gembira, dengan alasan
“ndak ada kuah yang jaga singgah”? sampingkanlah ego pribadi yang besar demi
anak2 sekolah minggu jemaat GMIM “Tiberias” Kiniar. Setiap manusia mempunyai
perasaan, marilah saling menjaga. Semua manusia mempunyai talenta, marilah
berdayakan. Semua manusia mempunyai kekurangan, marilah saling maklumi. Semua
manusia memiliki karakter dan sifat yang berbeda, Itulah kekayaan.
Manusia
merasa sangat puas dan berharga ketika merasa diri mempunyai andil besar dalam
pelayanan. Inilah yang membuat manusia terbuai dengan keegoisannya, manusia
merasa puas apabila segalanya selalu berakhir dengan pujian. Manusia merasa
hebat ketika segala kegiatan berakhir dengan sukses. Mungkin bagiku jalan yang
benar untuk mengembalikan motivasi yang baik seperti setahun lalu adalah
merasakan kegagalan. Jujur sekarang ini kita terbuai dengan segala
keberhasilan. Doa-doa syukur kita hanya menjadi formalitas belaka tanpa
benar-benar mengandalkan Tuhan. memang sangat benar opa samping rumah berkata
“masa-masa kesukaran membuat kesatuan dan motivasi pelayanan menjadi Tulus dan
besar dan ketika berada pada masa kelepasan kesatuan pecah dan motivasi iman
luntur karena terbuai dalam keyamanan”. Kadang kita merasa sangat giat namun
tentu ada saatnya kita merasa sangat jenuh. Keberhasilan sebenarnya bukan
diukur dari apa yang telah kita lakukan, dan berhasil, tapi ketika kita sangat
jenuh dan masih memberi diri dalam pelayanan.
Satu
tahun lebih bukanlah waktu yang singkat tapi juga bukan waktu yang lama dalam
pelayanan anak. Banyak pengalaman yang telah diperoleh, banyak juga kebersamaan
yang telah dilalui. Namun dihadapan kita masih ada tahun-tahun berikutnya untuk
menguji motivasi pelayanan dan kebersamaan guru sekolah minggu. Menjadi Remaja,
mungkin hanya sampai 17 tahun, menjadi komisi remaja sampai 25-30 tahun kecuali
penatua remaja boleh sampe umur 65 tahun. Menjadi komisi pemuda Cuma sampe umur
30 tahun (sesuai tata gereja ne, hehehe). Menjadi komisi WKI musti so kaweng
sama deng komisi PKB. Menjadi lansia, hehehehee…. musti so berumur 50-an
keatas. Mar menjadi guru sekolah minggu tidak ada syarat yang harus dipenuhi,
Yang penting bersedia memberi diri melayani anak; maso sekolah minggu, so jadi
guru sekolah minggu (lebe jago kalo iko penataran dasar, mar itu urusan
berikut). Guru sekolah minggu merupakan gelar seumur hidup; sekali menjadi guru
sekolah minggu selamanya adalah guru sekolah minggu; ndak pernah ada kata
pension atau dipecat. Ndak ada batasan umur; sapa yang suka melayani di
pelayanan anak, silakan. Menjadi guru sekolah minggu dimasa muda terdapat kepuasan
tersendiri. Memang menghadapi anak-anak tidak semudah menghadapi orang dewasa.
“Mo togor tu anak supaya nimbole beking, malah tare dorang lebe beking”, Ada
yang Rewel, ada yang suka diperhatikan, agak nakal, ada yang pendiam dan pemalu
dan sebagainya. Tapi inilah kepuasan dan kebahagiaan tersendiri yang dirasakan
oleh Guru Sekolah Minggu. Awalnya memang terasa sulit dan canggung tapi lama
kelamaan akan berubah menjadi kegiatan yang menyenangkan dan membawa
kebahagiaan.
“Manjo somo pulang” terdengar ucapan
seorang teman yang membuatku tersadar dari lamunan tentang moment setahun yang
lalu. Tiba waktunya untuk kembali ke kampung. Ndak dapa rasa so 2 jam lebe
torang ada di “Boulevard”. Suasananya masih sangat ramai, bahkan lebih ramai
dari sebelumnya. Bagiku tempat ini merupakan tempat yang indah, mengasikkan,
tinggal dibutuhkan sentuhan dari pemerintah daerah untuk membuat tempat ini
menjadi lebih mempesona dan lebih nyaman lagi untuk dikunjungi. Yang paling
pokok, “milu bakar denk sate kolobi di sini pe enak skali komank”.
Akhirnya,
Berawal dari keinginan yang sungguh untuk memperbaharui pelayanan anak di
jemaat GMIM Tiberias Kiniar, terciptalah kebersamaan guru-guru sekolah minggu
yang kreatif dan sungguh-sungguh memberi diri dalam pelayanan. Milu bakar denk
sate kolobi menjadi saksi indahnya kebersamaan suatu keluarga dalam pelayanan
anak. Kebersamaan yang tercipta malam ini di “Boulevard” berawal dari kegiatan
penuh pengalaman setahun yang lalu. Kebersamaan malam ini menjadi symbol
keberhasilan kegiatan setahun yang lalu. Cita-cita untuk memunculkan kader baru
dalam pelayanan anak di jemaat GMIM tiberias Kiniar telah terwujud.
Kegiatan
setahun yang lalu merupakan moment indah yang akan selalu diingat dan dikenang.
Moment yang memberikan pengalaman, senyum bahagia, amarah, persahabatan,
keluarga dan kebersamaan. Moment yang mengawali misteri di masa yang akan
datang, menarik ditunggu cerita GSM dan anak sekolah minggu di jemaat GMIM
Tiberias dimasa yang akan datang.
Akhirnya
rombongan sepeda motor beriringan meninggalkan kawasan “Boulevard” menuju
kampung tercinta, tempat pelayanan. Jalan lurus yang lebar nan lengang menemani
perjalanan kami, udara yang dingin
menusuk tulang mengantar kepulangan kami. Harapanku, Semoga kebersamaan ini
dapat terus terjaga. Amin.
Boulevard, Tondano.
Dalam sebuah kebersamaan.
No comments:
Post a Comment