“Dia” selalu menemaniku ketika melakukan tugas pelayanan.
waktu aq memimpin ibadah, “dia” harus rela tinggal di luar untuk menungguku
selesai ibadah, harus rela kedinginan dikala malam dan kepanasan dikala siang.
Sering karena kesibukanku, aq tidak sempat untuk merawat dan memandikannya guna
menunjukan kecintaanq padanya. Seringkali dia harus rela dipenuhi lumpur karena
harus mengantarkan aq ke tempat banjir. Pernah, suatu kali “dia” harus rela
terjerumus ke dalam “got” karena kesalahanq. “Dia” menemaniq belum genap setahun,
tapi apa yang “dia” berikan padaq sudah sangat banyak; “dia” sangat membantu
bagiq. Aku tidak bisa membayangkan jika melakaukan pelayanan tanpa “dia”; pasti
akan terasa sulit skali. Pernah suatu kali, ketika mengantarkan ayah saya ke
belang, “dia” harus celaka. Lampu depan hancur, bodi, lecet-lecat. “Dia” harus rela
masuk “rumah saki” untuk di perbaiki. Bekas-bekas kecelakaan itu masih ada
sampai sekarang. Namun, karena “dia” ayahq hanya keseleo di bagian kaki kirix.
Kecelakaan yang membuat kami sekeluarga kawatir akan keselamatan ayah tercinta.
Bukan kenapa-napa; Kecelakaan seperti ini pernah terjadi 5 tahun lalu. Tempat
tujuan yang sama; dengan motor yang berbeda. Kecelakaan yang membawa awan gelap
dalam kehidupan keluarga kami, namun juga pelajaran berharga bagi keluarga
kami.
“Dia” berwarna merah, kehitam-hitaman. Larinya sangat
kencang dan aq sangat nyaman mengendarainya. “dy adalah motor kesayanganku”. Wkwkwkwkwkwkwkwk…
No comments:
Post a Comment