Tuesday, January 17, 2012

Sang ayah dan sang anak L




Suatu hari. Seorang anak dengan berapi-api dan bersemangat mengungkapkan rencananya kepada sang ayah; Rencana untuk memulai suatu usaha dalam bidang pertanian. Tujuan sang anak mengungkapkan rencananya ini supaya sang ayah dapat memberikan motivasi, dorongan bahkan pengalaman kepadanya. Sang anak tahu benar bahwa sang ayah memiliki banyak pengalaman berkaitan dengan usaha yang akan digelutinya nanti.
Namun; bukannya memberikan motivasi, dorongan dan pengalaman mengenai usaha yang nantinya akan digeluti oleh anaknya, malahan sang ayah mengeluarkan kata-kata yang mematikan semangat sang anak untuk berusaha. Semangat yang tadinya nampak di wajah sang anak berganti dengan kekecewaan yang sangat mendalam. Kekekewaan yang bukan kali ini saja terjadi. Selalu saja, ketika sang anak berusaha untuk mengemukan rencananya, sang ayah selalu menanggapinya dengan dingin dan negative. Hati sang anak benar-benar hancur. Semangatnya mulai padam. Wajahnya menampakkan kesedihan. Nyata benar bahwa sang anak sedang menahan tangisnya. Keinginan sang anak untuk maju dan mengembangkan diri, malahan dianggap sebagai sebuah omong kosong belaka. Sang ayah bahkan mengatakan bahwa usaha itu akan membuat sang anak bangrut. Kasihan sekali anak itu L
Aneh. Mungkin inilah kata yang tepat untuk menggambarkan mengenai tindakan sang Ayah. Sebenarnya yang dibutuhkan sang anak bukannya uang melainkan motivasi, dorongan dan pengalaman. Yang dipikirkan sang anak untuk memulai usahanya bukan untung dan rugi, melainkan pengalaman untuk menjadi orang yang lebih dewasa. Yang ada dibenak sang anak yaitu bagaimana menciptakan masa depan yang penuh bahagia. Sang anak mulai menyadari mengenai kerasnya kehidupan di dalam dunia dan dia mulai mempersiapkan kehidupan sejak mudah. terlebih dari itu, sang anak hanya mencoba lebih terbuka kepada sang ayah. 
Akhirnya. Sang anak mencoba menghibur dirinya sendiri. Membalut luka hati yang kembali dirasakannya. Dalam hatinya, sang anak menguatkan keyakinannya untuk memulai usaha yang ada dalam rencananya. Rasa sakit yang kembali dirasakannya dijadikan sebagai motivasi untuk membuktikan kepada sang ayah bahwa ia dapat berhasil. semangat itu kembali muncul dalam dirinya. Wajahnya tidak lagi memperlihatkan kekecewaan dan kesedihan melainkan berganti dengan keyakinan dan kepastian.   

006020401020201010 J

No comments:

Post a Comment