Tuesday, September 4, 2012

Mungkinkah Tuhan mengarahkan kehidupanq? (bagian 3) Dream


 
Akhir tahun 2011 menjadi babak baru dalam lebar kehidupanq. Memasuki dunia baru; dunia usaha. Hehehe… mencoba menjadi seorang pengusaha. Dahulu hanya menjadi keinginan, sekarang benar-benar ku lakukan. Apa jadinya? Hari-hari menjelang tahun baru sampai tahun baru, ku habiskan di tempat gilingan padi. Untuk apa? Ya, tentu saja untuk mengiling padi. Hahaha…. Menyambut tahun baru 2012, aq ditemani padi, gilingan, dan konga. Ya, inilah konsekuensi yang harus ku tanggung ketika memberanikan diri terjun dalam dunia usaha.
Modal awal? paling utama, ya… Keberanian untuk melangkah. Selanjutnya, menanggalkan gengsi dan keegoaan manusia. Jika mengikuti gengsi dan ego sie, aq akan memilih untuk tetap tinggal dalam zona nyamanq. Toh, aq sudah memiliki pendapatan tetap dari pelayanan di jemaat. Pendapatan yang Lebih dari cukup untukq sekarang ini. Bahkan pendapatan yang ku peroleh bisa untuk membeli segala sesuatu yang kuinginkan. Dari segi penghormatan? Realitanya, seorang pelayan dalam jemaat mendapatkan kedudukan yang tinggi. Namun apakah itu semua menjamin masa depan? Belum tentu. Tetap tinggal dalam zona nyaman tidak akan membuat seseorang berkembang. Kenyamanan membuat seseorang terbuai dan akhirnya memilih untuk tetap dalam sangkar emasnya. Namun, motivasi utama memulai usaha baru, yaitu supaya suatu saat nanti aq tidak lagi berharap pada pemberian jemaat. Ya, semoga saja. AminJ. Aq memilih keluar dari zona nyamanq.
Trus bagaimana dengan dana memulai usaha? Hasil Tabunganq selama melayani jemaat, dan pinjaman dari orang tua. Tidak seberapa sie, namun cukup untuk memulai usaha rumahan. Jika mengharapkan dana besar, bisa-bisa keinginan besar memulai sebuah usaha tidak akan pernah terwujud. Dan, bukankah dana besar, risikonya besar juga? Opa samping rumah sering bilang “untuk memulai usaha, dana bukanlah masalah utama”. No apa dank opa dia pe masalah utama? “mungkin… Keteguhan hati memulai”. Setuju!
Jelas dalam ingatan bagaimana sulitnya memulai usaha ini; serasa ingin menangis mengingat kembali saat-saat ituL. Turun langsung ke sawah untuk membeli padi petani yang dituai. Diawali dengan membeli padi sebanyak 157 gantang, kemudian dikeringkan pada mesin pengeringan dengan hasil beras yang kurang baik. Kesana-kemari hanya untuk membeli karung padi. Merasakan bagaimana sulitnya mengangkat karung yang berisi 3 gantang padi (sekitar 45-50 kg) sendirian dengan jumlah karung yang banyak. Dan, melewatkan akhir tahun 2011 dan awal tahun 2012 di gilingan padi. Hasil yang kuperoleh, 19 karung beras ukuran 60 kg. eits,,, dengan kualitas beras yang tidak bagus.
Hehehehe… Itu baru kesulitan awal ketika akan memulai sebuah usaha. kesulitan2 yang lain; kesulitan menjual beras yang kumiliki. Awalnya mencoba menawarkan ke para pedagang beras di pasar dan warung-warung kecil, namun sungguh mengecewakan… Karena kualitas beras yang kurang baik, tidak ada yang mau membelinya dengan harga standard. Ada yang ingin membeli namun dengan harga yang jauh dari memuaskan. Di tengah keputusasaan tercetuslah sebuah ide untuk menjualnya sendiri. Mengapa harus mengemis dan memaksa para pedagang beras itu membeli berasq? Mengapa tidak dijual sendiri saja? Akhirnya rumahq menjadi tempat berjualan beras. Aq pun memasang papan nama; jual beras; Lengkap dengan jenis beras dan harganya. Tentu saja harga promosi agar menarik perhatian. Cara ini berhasil, jadilah aq pedagang beras dadakan. Wkwkwkwkwkkk…. Sampai sekarang pun penjualan beras di rumah masih berjalan lancar. Syukur pada Opa Ye yang telah memberikan jalan keluar dan hikmat ini.  
Seiring berjalannya usaha, masalah lain pun muncul. Kena tipu dan kecurian. Bersyukur karena kena tipu dan kecurian skala kecil. Ya, karena modalnya kecil, jadi ketipu dan kecuriannya pun skala kecil. Coba modal besar, pasti juga ketipu dan kecurian skala besar. Wkwkwkwkwk…. Namun walaupun ketipu dan kecurian skala kecil, tetap saja berpengaruh pada modalq yang kecil itu. Selain itu, ya sedih juga sie.
Demi mengejar kualitas beras yang bagus, aq memilih untuk menjemur padi dibawa sinar matahari ketimbang mengunakan jasa pengering padi. Dengan semangat 45, aq Mengangkat puluhan karung padi, kemudian menjemurnya selama berhari-hari seorang diri dibawa panas mentari yang menyengat. Serasa ingin berteriak sekuat tenaga; Susah skaliL Memang tabakar-bakar tu kuli. Namun, pilihan sudah diambil. Jika berhenti sekarang, sia-sialah waktuq merintis usaha ini. Apakah kualitas berasnya menjadi lebih bagus? Lumayan jika dibandingkan dengan yang lalu. Tapi, tetap saja kualitasnya parah. Karena masih amatiran, padi yang ku jemur masaknya tidak merata. Jadi, setelah digiling berasnya banyak yang hancur. Dibawa senyum aja… Sekedar menghibur diri :(
Untuk memberikan pelayanan yang baik, aq Mengangkat dan mengantar sendiri pesanan beras 60 kg ke rumah para pelanggan. Memang tu gengsi deng ego musti disimpan dulu.
Saat ini. Tanpa terasa sudah 8 bulan lebih aq mengeluti usaha ini. menggingat kembali semua perjuangan selama 8 bulan dibelakang membuatku tersenyum dan terharu. Memulai usaha dengan modal terbatas, diiringi keberanian, akhirnya bisa memberikan pengalaman berharga bagiku. Sekarang, Aq lebih menghargai para petani; Memiliki banyak kenalan berkaitan dengan perpadian dan perberasan; merasakan sulit dan kejamnya dunia usaha; Lebih menghargai hidup; Dan, lebih hemat. Wkwkwkwk…
Hari ini, 01 Agustus 2012, aq membuka kios baru dengan modal yang masih pas-pasan. Tapi, dengan pengalaman yang cukup dan jaringan yang agak luas. Wkwkwkwkwk…
Seperti mengawali usaha 8 bulan lalu, membuka kios baru sungguh bukanlah sebuah perkara mudah. Apalagi ketika harus kerja sendiri. Jangankan membayar pekerja, membayar kios saja harus pinjam uang kesana-kemari. Namun, pergumulan kali ini lebih terasa ringan. Mungkin ini karena pengalaman melalui pergumulan yang lalu-lalu. Bersambunk J

Jangan pernah menyerahJ. Jadikanlah tantangan sebagai cambuk untuk terus maju. Tuhan pasti tidak akan membiarkan setiap orang yang mau berusaha. Ketika menjalani usaha, memang akan banyak masalah, namun juga banyak keajaiban yang akan diperoleh. Opa bijak seringkali bilang; “tanpa masalah, mustahil ada keajaiban”.
Teruslah perbaharui diri dengan mencari tantangan baru. Jangan terbuai dengan kenyamanan hidup. Hari ini mungkin kita memiliki rumah besar dan mewah, tapi bagaimana dengan masa yang akan datang? Ya, bisa jadi masih memiliki rumah mewah, namun juga bisa jadi sebaliknya. Tantangan baru membuat kita lebih bisa mengembangkan diri. Kebiasan kitalah yang akan menentukan masa depan kita. Kebiasaan hidup santai akan membentuk kita menjadi orang yang malas. Semakin banyak tantangan yang kita hadapi, semakin berpengalamanlah kita menghadapi tantangan dalam hidup; baik tantangan kecil maupun yang besar. Memulai usaha dari skala kecil, tantangannya pun kecil. Menyelesaikan tantangan-tantangan yang kecil membuat kita menjadi orang yang siap menerima tantangan yang lebih besar. Kebiasaan baik membuat kita menjadi orang hebat. Kebiasaan buruk membuat kita menjadi orang yang biasa saja.
Kendalikan gengsi dan ego kita. Untuk apa malu karena hal-hal baik yang kita lakukan. terakhir, nikmatilah usaha dan pekerjaan yang kita jalani. Syukurilah semua yang ada.

Kios Makarios

0812

No comments:

Post a Comment