Suatu hari. Seorang anak dengan berapi-api dan
bersemangat mengungkapkan rencananya kepada sang ayah; Rencana untuk memulai
suatu usaha dalam bidang pertanian. Tujuan sang anak mengungkapkan rencananya
ini supaya sang ayah dapat memberikan motivasi, dorongan bahkan pengalaman
kepadanya. Sang anak tahu benar bahwa sang ayah memiliki banyak pengalaman
berkaitan dengan usaha yang akan digelutinya nanti.
Namun; bukannya memberikan motivasi, dorongan dan
pengalaman mengenai usaha yang nantinya akan digeluti oleh anaknya, malahan
sang ayah mengeluarkan kata-kata yang mematikan semangat sang anak untuk
berusaha. Semangat yang tadinya nampak di wajah sang anak berganti dengan
kekecewaan yang sangat mendalam. Kekekewaan yang bukan kali ini saja terjadi.
Selalu saja, ketika sang anak berusaha untuk mengemukan rencananya, sang ayah selalu
menanggapinya dengan dingin dan negative. Hati sang anak benar-benar hancur.
Semangatnya mulai padam. Wajahnya menampakkan kesedihan. Nyata benar bahwa sang
anak sedang menahan tangisnya. Keinginan sang anak untuk maju dan mengembangkan
diri, malahan dianggap sebagai sebuah omong kosong belaka. Sang ayah bahkan
mengatakan bahwa usaha itu akan membuat sang anak bangrut. Kasihan sekali anak
itu L
Aneh. Mungkin inilah kata yang tepat untuk
menggambarkan mengenai tindakan sang Ayah. Sebenarnya yang dibutuhkan sang anak
bukannya uang melainkan motivasi, dorongan dan pengalaman. Yang dipikirkan sang
anak untuk memulai usahanya bukan untung dan rugi, melainkan pengalaman untuk
menjadi orang yang lebih dewasa. Yang ada dibenak sang anak yaitu bagaimana
menciptakan masa depan yang penuh bahagia. Sang anak mulai menyadari mengenai
kerasnya kehidupan di dalam dunia dan dia mulai mempersiapkan kehidupan sejak
mudah. terlebih dari itu, sang anak hanya mencoba lebih terbuka kepada sang ayah.
Akhirnya. Sang anak mencoba menghibur dirinya sendiri.
Membalut luka hati yang kembali dirasakannya. Dalam hatinya, sang anak menguatkan
keyakinannya untuk memulai usaha yang ada dalam rencananya. Rasa sakit yang kembali
dirasakannya dijadikan sebagai motivasi untuk membuktikan kepada sang ayah
bahwa ia dapat berhasil. semangat itu kembali muncul dalam dirinya. Wajahnya
tidak lagi memperlihatkan kekecewaan dan kesedihan melainkan berganti dengan
keyakinan dan kepastian.
006020401020201010 J
No comments:
Post a Comment