Bapak tua itu sebagian besar waktunya dihabiskan
di dalam gereja. saat ibadah jemaat belum berlangsung beliau berada di depan
pintu gereja menyambut kedatangan jemaat Tuhan untuk beribadah. Saat ibadah
berlangsung, sosok tua itu dengan khusuk mengikuti ibadah; duduk di deretan bangku paling belakang.
Terpancar ketulusan dan kesungguhan hati untuk benar-benar beribadah. Pakaian
yang dipakainya tidaklah mahal; namun rapi. Nampak jelas dia mempersiapkan
segala sesuatu untuk keperluannya beribadah. Jauh sebelum ibadah dimulai,
sebelum pelayan khusus dan anggota jemaat hadir dan memenuhi ruangan gereja,
sosok tua itu telah lebih dahulu hadir, membersihkan dan mempersiapkan ruangan
ibadah supaya nampak indah dipandang mata. Selesai ibadah, sosok tua itu
membantu pelayan khusus menghitung uang persembahan. Dan kembali harus mengatur
ruangan ibadah untuk keperluan ibadah malam. Hal yang sama juga terjadi pada
malam hari; datang paling awal dan harus pulang paling akhir.
Bapak tua itu melakukan segala Kegiatannya
dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan; “hanya ini yang dapat kulakukan
untuk-Nya”. Inilah kalimat yang keluar
dari mulutnya ketika ditanya mengenai motivasinya melayani. Gereja memberinya
honor, tapi baginya honor yang didapat bukanlah yang utama. Motivasinya adalah
dapat turut membantu pelayanan gereja; menjaga kebersihan gereja. Dia bekerja
bukan untuk mendapatkan honor dari gereja tapi lebih pada kepuasan diri
membantu pelayanan gereja.
Bapak tua itu biasa disebut kostor. Dalam
sturuktur gereja, kostor seringkali tidak dianggap. Kostor sering hanya
dianggap dan dijadikan sebagai pesuruh. Kostor tidak memiliki hak untuk
mengemukakan pendapat dalam sidang majelis. Kostor dianggap bukanlah pelayan
khusus. Berkaitan dengan gaji sang kostor? sangat memiriskan. Kostor dituntut
untuk melakukan tugasnya dengan baik namun kesejahteraannya seringkali kurang
diperhatikan. Jelaslah menjadi kostor bukanlah sebuah tanggung jawab yang
ringan. Menjadi kostor dibutuhkan sifat kehambaan. Bagiku, kostor adalah seorang
hamba yang benar-benar melayani.
No comments:
Post a Comment