Monday, July 9, 2012

Tempat yang menyentuh perasaan

                        SUNGGUH MEMIRISKAN MELIHAT KEADAANNYA SAAT INI
Sudah Lama aq mengenalnya. Bahkan ketika aq mulai mengenal manusia, ia adalah salah satu orang yang pertama aq kenal. umurnya sudah tidak muda lagi. Oktober tahun ini ia genap berusia 46 tahun. Jalannya lambat. Hidup dalam kesendirian dan kesepian. Berbagai macam penyakit menyerang tubuhnya. Gula darah yang jauh di atas normal sehingga harus menerima suntikan insulin pagi dan malam hari. TBC yang kambuh kembali dan…. Haaa… Begitu banyak obat-obatan yang harus dikonsumsinya.
Penyakit yang dialaminya mengharuskannya tinggal di rumah sakit. Sudah 2 hari ini aq menjaga dan menemaninya. Seperti hari kemarin, hari ini pun ia hanya banyak berdiam diri dan sesekali berjalan mengelilingi kompleks rumah sakit. Hal yang patut disyukuri yaitu para suster dan mantra di rumah sakit ini sangat bersahabat dan memberikan perhatian lebih kepadanya. Sungguh memiriskan melihat keadaannya saat ini.
Ibarat kabut pekat yang menyelimuti bumi, begitu juga masa depan manusia yang penuh dengan misteri. Tidak ada yang menduga ia akan menjalani hidup seperti ini. Aq sendiri hanya bisa berharap ia bisa sembuh dan memperoleh kembali kebahagiaan dalam sisa kehidupannya.

                                                            KETUT
Ketut. Anak keturunan Bali namun lahir dan tinggal di Bolmong. Kira-kira berumur 7 tahun. Berada di rumah sakit ini untuk menemani ibunya yang sedang sakit. Ia bersama ayah dan kedua kakak perempuannya. Kelihatannya Ia belum mengerti dengan kesulitan dan pergumulan yang dialami oleh keluarganya. Yang dilakukan hanya bermain dan berlarian kesana kemari.
Ketut. Aq baru mengenalnya kemarin. Dan sekarang kami pun menjadi sangat akrab. Ia adalah anak yang bawel, seringkali aq tidak mengerti dengan bahasa Bali yang diucapkannya. Memang agak nakal namun pinter, lucu dan sangat periang.
Ketut. Anak yang periang. Wajah riangnya sedikit mengobati rasa bosanq berada dirumah sakit ini. wajah riangnya berbanding terbalik dengan wajah penuh pergumulan dari keluarga pasien yang ada di rumah sakit ini.
 Ketut menjadi temanq selama berada di rumah sakit ini. kami sering bercanda bahkan bermain bersama menghabiskan waktu yang terasa berjalan begitu lambat. Ia kembali mengingatkanq akan kepolosan masa kanak-kanak.   

Manado,
Tempat yang menyentuh perasaan
Rabu, 27 Juni 2012



Jakarta. Masih tetap sama; semberawut

Jakarta. Masih tetap sama; semberawut. Macet masih menjadi menu utama. Mentari yang tertutup polusi udara. Gedung bertingkat. Tempat tinggal yang memprihatinkan. Kolong jembatan. Mall. Banjir. Kemiskinan.   
 “Sungguh memprihatinkan jika datang ke Jakarta untuk mencari sebuah pekerjaan”, inilah kalimat yang berlalu lalang dalam pikiranq selama menikmati perjalanan di Jakarta. Memang kesempatan berkarier di Jakarta lebih besar; banyak peluang. Namun perjuangannya pun sungguh lebih berat. Salut bagi mereka yang berani mengadu nasib di Jakarta. Ibarat mendaki sebuah gunung, mengejar kesuksesan di Jakarta, perjalanannya terasa lebih berat. Jalan yang terjal, semak belukar yang lebat, bahkan jarak yang sangat jauh. Mengejar kesuksesan di Jakarta dibutuhkan perjuangan, ketekunan serta kemampuan yang luar biasa.
Syukur pada-Nya karena kembali kunjunganq hari ini terasa menyenangkan;  bus full AC dan hotel yang cukup baik. Segalanya telah diatur oleh pihak yang mengundang. Transportasi, akomodasi maupun honor yang akan kami terima. Bagiku, perjalanan ini merupakan waktu untuk liburan. Keluar dari rutinitas kerja dan pelayanan. Perjalanan ini kembali membawa kesegaran baru dalam menjalani kehidupan. Aq berpikir, betapa baik Dia padaq; ketika kejenuhan kerja dan pelayanan mulai menghampiri, Ia selalu memberikan perjalanan dan kesempatan yang menyenangkan.

Trinity. Jakarta,
Awal Juni 2012