Wednesday, September 8, 2010

PEMIMPIN YANG KERAS HATI HANYA AKAN MENGAKIBATKAN PENDERITAAN TERHADAP ORANG-ORANG YANG DIPIMPINNYA Keluaran 7 : 14-25

Bagaimana jika di daerah kita ini, semua air; baik untuk minum ataupun untuk mandi, mau pun untuk mencuci, berubah menjadi darah? Bisa dibayangkan bagaimana menderitanya kita. Seperti yang kita ketahui bersama, Air adalah salah satu unsure pokok dalam kehidupan, sehingga kita tentu sangat membutuhkannya. Sehari saja kita hidup tanpa air, tentu membuat kita sangat menderita. Tentu saja akan sangat menderita lagi, apalagi air yang merupakan sumber kehidupan kita ini, tiba-tiba berubah menjadi darah. Waw, disamping kita sangat menderita tentu saja kita akan sangat ketakutan. Manusia mana yang tidak akan merasa takut ketika dimana-mana tercium bau amis darah, dimana-mana pemandangan berubah warna menjadi merah oleh darah. Tentu dalam situasi seperti ini kita akan bersedia untuk tidak mandi, tidak minum dan bisa jadi tidak nafsu makan.
Keadaan inilah yang dialami oleh rakyat Mesir seperti yang dikisahkan dalam keluaran 7 : 15-25. ketika Tulah pertama menimpa Mesir, yaitu; Air menjadi darah. Tentu rakyat Mesir berada pada keadaan yang menderita dan tentu sangat ketakutan. Berawal dari sikap firaun yang tidak ingin membebaskan umat Israel dari Mesir. maka Allah mengutus Musa pergi dihadapan Firaun dan menunjukan mujizat ajaib yaitu merubah air menjadi darah. Musa pun melakukan kehendak Allah itu, ia melakukannya dengan memukulkan tongkat yang ada di tangannya ke atas air sungai Nil. Maka berubahlah seluruh sungai Nil menjadi darah, dan ikan-ikan di dalamnya mati. Seluruh tanah negeri Mesir menjadi penuh dengan darah oleh karena rembesan sungai Nil tersebut. Tulah yang ditimpahkan Allah ini dimaksudkan untuk memperingatkan orang Mesir bahwa sumber kehidupan mereka yang terutama sekalipun dapat dibuat Tuhan menjadi musuh mereka. Tanpa air dari sungai Nil, seluruh pekerjaan di Mesir terhenti. Seluruh rakyat Mesir lebih mementingkan berusaha mencari air bersih, daripada meneruskan pekerjaan memperbudak orang Israel.
Tulah ini berhenti setelah tujuh hari berlalu. Namun tetap saja Firaun bersikeras tidak mau melepaskan bangsa Israel dari tanah Mesir. Sangat mengherankan! Walaupun sangat tersiksa dengan kejadian ini, namun Firaun tetap saja berkeras untuk tidak membebaskan umat Israel. Tentu ada sesuatu yang dipikirkan oleh Firaun. Tentu ada “udang dibalik batu. Alasan pertama yang membuat Firaun sangat sulit melepaskan umat Israel untuk keluar dari tanah Mesir: Waktu itu, Pembangunan di mesir sangat pesat dan sedang Hot-Hot-nya/ panas-panasnya”. Pembangunan yang pesat ini, semuanya disebabkan oleh umat Israel. Maksud saya, pembangunan bangsa Mesir yang sangat pesat menggunakan tenaga bangsa Israel (Israel dijadikan budak). Memang disatu sisi; semakin banyaknya umat Israel di Mesir menimbulkan sedikit ketakutan dalam diri Firaun; bagaimana jika mereka memberontak terhadap Mesir? Namun hal yang paling ditakuti oleh Firaun apabila umat Israel meninggalkan mesir. Wah, bisa gawat, bisa-bisa pembangunan di Mesir terhenti.
Alasan berikut, karena memang Firaun sendirilah yang mengeraskan hati. Dari bacaan dalam kitab Keluaran ini tentu kita mendapatkan gambaran mengenai sifat dan sikap seorang Firaun; keras hati, sombong dan angkuh. Wajar juga sie jika Firaun memiliki sifat dan sifat yang buruk seperti itu. kan, Firaun adalah raja atas suatu Negara yang besar dan berkuasa, yang tentu sangat dihormati dan disanjung-sanjung. Jelaslah bahwa Firaun sendirilah yang mendatangkan penderitaan bagi rakyatnya.
Relita yang terjadi dalam kehidupan kita, seseorang yang menjadi pemimpin tentu selalu diperhadapkan dengan pilihan-pilihan. Hal yang wajar. Dan, tentu seorang pemimpin haruslah mengambil keputusan atas pilihan-pilihan yang dia hadapi. Nah, Keputusan seorang pemimpin ini tentu juga adalah keputusan dari orang-orang yang dipimpinnya. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin tentu saja berdampak pada kehidupan orang-orang yang dipimpinnya. Keputusan yang diambil secara sepihak dan didorong oleh kepentingan pribadi, tentu saja hanya akan memberikan dampak yang buruk bagi orang-orang yang dipimpinnya. Tentu juga bagi sang pemimpin itu sendiri. Pilihan itu juga yang dihadapi oleh Firaun, bukan? Membebaskan umat Israel atau tidak. Tapi toh, Firaun lebih memilih untuk tidak melepaskan mereka dengan alasan “pembangunan”. Dampak dari keputusan Firaun ini adalah penderitaan yang dialami oleh rakyatnya. Keputusan yang salah seorang pemimpin dalam mengambil keputusan akan bermuara pada penderitaan orang-orang yang dipimpinnya.
Pemuda sebagai pelopor dalam kehidupan berbangsa dan berjemaat tentu dipersiapkan untuk menjadi pemimpin dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu marilah kita belajar dari bacaan kita ini guna mempersiapkan diri kita untuk hal itu. kita sebagai orang muda dapat belajar dari sosok Firaun yang sombong dan keras hati; Belajar pada seorang pemimpin yang tidak mengutamakan kepentingan orang-orang yang dipimpinnya.
Disatu sisi, belajar dari bacaan ini, tentu kita tidak ingin memiliki seorang pemimpin seperti Firaun yang mengakibatkan penderitaan bagi rakyatnya, bukan? Nah, tugas kitalah sebagai pemuda gereja untuk memilih seorang pemimpin yang benar-benar ingin melayani, menentukan pilihan untuk kepentingan bersama bukan kepentingan pribadi dan kelompok, serta selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Akhirnya, Marilah kita mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin yang baik dan turut aktif untuk mencari seorang pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik membahagiakan orang-orang yang dipimpinnya. Sedangkan pemimpin yang buruk membuat orang-orang yang dipimpinnya menderita (FPK). Amin

Ditulis untuk obor pemuda GMIM
edisi feb-maret 2010

No comments:

Post a Comment