Ditemani dengan kecerahan langit zore waktu itu, berawal dari jalan yang terputus akibat terkikis air sungai, kami memulai perjalanan ke desa Pomoman. Perjalanan yang penuh canda dan tawa. Karena ank 05 samua panterek dan memiliki kadar baku sedu yang tinggi/ atau di atas rata-rata; jadi, samua musti siap kena hujatan; samua musti tabal talinga denk bibir, basar puru skaligus hati. Ya, inilah keunikan ank 05, “pang bakusedu”, “pangterek”/ “pang ba hujat”, mar itu no dia pe seni. Dua jam pertama, perjalan masih dilalui dengan tawa. Bahkan jalan yang rusak dan harus melewati beberapa kuala, ndak jadi persoalan. Namun, setelah zore berganti dengan malam nampaklah wajah-wajah memelas karena kelelahan. Sampai ada yang mengatakan “mo tatawa mar so nimbole karna so talalu lalah” bahkan mungkin karena letihnya sampe ada yang mengigau di jalan. Dia pe Kejadian laeng, dia blang laeng. Perjalanan yang diawali dengan canda dan tawa berakhir dengan sungut-sungut. Plus besar bitis, saki kaki denk badan; lala memang.
Kegiatan masih tetap diawali dengan perkunjungan jemaat. Setelah perkunjungan dilanjutkan dengan ibadah sekolah minggu. Sungguh terpancar kebahagiaan yang sangat diwajah polos anak-anak sekolah minggu jemaat GMIBM pomoman. Keceriaan dan senyuman mereka memberikan kesejukkan bagi kami. Setelah ibadah anak sekolah minggu dilanjutkan dengan ibadah minggu advent ke-dua yang acaranya diatur oleh kami ank 05. Selesai ibadah minggu dilanjutkan dengan makan siang bersama dengan anggota jemaat GMIBM “bukit sion” Pomoman. Dia pe ikank tikus enak skali komang. Selesai makan bersama dilanjutkan dengan acara foto bersama. Setelah itu, Acara kamipun di desa Pomoman, berakhir.
No comments:
Post a Comment