Akhir tahun 2011 menjadi babak baru dalam lebar
kehidupanq. Memasuki dunia baru; dunia usaha. Hehehe… mencoba menjadi seorang
pengusaha. Dahulu hanya menjadi keinginan, sekarang benar-benar ku lakukan. Apa
jadinya? Hari-hari menjelang tahun baru sampai tahun baru, ku habiskan di
tempat gilingan padi. Untuk apa? Ya, tentu saja untuk mengiling padi. Hahaha….
Menyambut tahun baru 2012, aq ditemani padi, gilingan, dan konga. Ya, inilah
konsekuensi yang harus ku tanggung ketika memberanikan diri terjun dalam dunia
usaha.
Modal awal? paling utama, ya… Keberanian untuk
melangkah. Selanjutnya, menanggalkan gengsi dan keegoaan manusia. Jika
mengikuti gengsi dan ego sie, aq akan memilih untuk tetap tinggal dalam zona
nyamanq. Toh, aq sudah memiliki pendapatan tetap dari pelayanan di jemaat. Pendapatan
yang Lebih dari cukup untukq sekarang ini. Bahkan pendapatan yang ku peroleh bisa
untuk membeli segala sesuatu yang kuinginkan. Dari segi penghormatan? Realitanya,
seorang pelayan dalam jemaat mendapatkan kedudukan yang tinggi. Namun apakah
itu semua menjamin masa depan? Belum tentu. Tetap tinggal dalam zona nyaman
tidak akan membuat seseorang berkembang. Kenyamanan membuat seseorang terbuai
dan akhirnya memilih untuk tetap dalam sangkar emasnya. Namun, motivasi utama
memulai usaha baru, yaitu supaya suatu saat nanti aq tidak lagi berharap pada
pemberian jemaat. Ya, semoga saja. AminJ.
Aq memilih keluar dari zona nyamanq.
Trus bagaimana dengan dana memulai usaha? Hasil Tabunganq
selama melayani jemaat, dan pinjaman dari orang tua. Tidak seberapa sie, namun
cukup untuk memulai usaha rumahan. Jika mengharapkan dana besar, bisa-bisa
keinginan besar memulai sebuah usaha tidak akan pernah terwujud. Dan, bukankah dana
besar, risikonya besar juga? Opa samping rumah sering bilang “untuk memulai
usaha, dana bukanlah masalah utama”. No apa dank opa dia pe masalah utama?
“mungkin… Keteguhan hati memulai”. Setuju!
Jelas dalam ingatan bagaimana sulitnya memulai usaha
ini; serasa ingin menangis mengingat kembali saat-saat ituL. Turun langsung ke sawah untuk membeli padi petani
yang dituai. Diawali dengan membeli padi sebanyak 157 gantang, kemudian
dikeringkan pada mesin pengeringan dengan hasil beras yang kurang baik. Kesana-kemari
hanya untuk membeli karung padi. Merasakan bagaimana sulitnya mengangkat karung
yang berisi 3 gantang padi (sekitar 45-50 kg) sendirian dengan jumlah karung yang
banyak. Dan, melewatkan akhir tahun 2011 dan awal tahun 2012 di gilingan padi. Hasil
yang kuperoleh, 19 karung beras ukuran 60 kg. eits,,, dengan kualitas beras
yang tidak bagus.
Hehehehe… Itu baru kesulitan awal ketika akan memulai
sebuah usaha. kesulitan2 yang lain; kesulitan menjual beras yang kumiliki. Awalnya
mencoba menawarkan ke para pedagang beras di pasar dan warung-warung kecil, namun
sungguh mengecewakan… Karena kualitas beras yang kurang baik, tidak ada yang
mau membelinya dengan harga standard. Ada yang ingin membeli namun dengan harga
yang jauh dari memuaskan. Di tengah keputusasaan tercetuslah sebuah ide untuk
menjualnya sendiri. Mengapa harus mengemis dan memaksa para pedagang beras itu
membeli berasq? Mengapa tidak dijual sendiri saja? Akhirnya rumahq menjadi
tempat berjualan beras. Aq pun memasang papan nama; jual beras; Lengkap dengan
jenis beras dan harganya. Tentu saja harga promosi agar menarik perhatian. Cara
ini berhasil, jadilah aq pedagang beras dadakan. Wkwkwkwkwkkk…. Sampai sekarang
pun penjualan beras di rumah masih berjalan lancar. Syukur pada Opa Ye yang
telah memberikan jalan keluar dan hikmat ini.
Seiring berjalannya usaha, masalah lain pun muncul. Kena
tipu dan kecurian. Bersyukur karena kena tipu dan kecurian skala kecil. Ya,
karena modalnya kecil, jadi ketipu dan kecuriannya pun skala kecil. Coba modal
besar, pasti juga ketipu dan kecurian skala besar. Wkwkwkwkwk…. Namun walaupun
ketipu dan kecurian skala kecil, tetap saja berpengaruh pada modalq yang kecil
itu. Selain itu, ya sedih juga sie.
Demi mengejar kualitas beras yang bagus, aq memilih
untuk menjemur padi dibawa sinar matahari ketimbang mengunakan jasa pengering
padi. Dengan semangat 45, aq Mengangkat puluhan karung padi, kemudian
menjemurnya selama berhari-hari seorang diri dibawa panas mentari yang
menyengat. Serasa ingin berteriak sekuat tenaga; Susah skaliL Memang tabakar-bakar tu kuli. Namun, pilihan sudah
diambil. Jika berhenti sekarang, sia-sialah waktuq merintis usaha ini. Apakah
kualitas berasnya menjadi lebih bagus? Lumayan jika dibandingkan dengan yang
lalu. Tapi, tetap saja kualitasnya parah. Karena masih amatiran, padi yang ku jemur
masaknya tidak merata. Jadi, setelah digiling berasnya banyak yang hancur. Dibawa
senyum aja… Sekedar menghibur diri :(
Untuk memberikan pelayanan yang baik, aq Mengangkat dan
mengantar sendiri pesanan beras 60 kg ke rumah para pelanggan. Memang tu gengsi
deng ego musti disimpan dulu.
Saat ini. Tanpa terasa sudah 8 bulan lebih aq
mengeluti usaha ini. menggingat kembali semua perjuangan selama 8 bulan
dibelakang membuatku tersenyum dan terharu. Memulai usaha dengan modal terbatas,
diiringi keberanian, akhirnya bisa memberikan pengalaman berharga bagiku. Sekarang,
Aq lebih menghargai para petani; Memiliki banyak kenalan berkaitan dengan
perpadian dan perberasan; merasakan sulit dan kejamnya dunia usaha; Lebih menghargai
hidup; Dan, lebih hemat. Wkwkwkwk…
Hari ini, 01 Agustus 2012, aq membuka kios baru dengan
modal yang masih pas-pasan. Tapi, dengan pengalaman yang cukup dan jaringan yang
agak luas. Wkwkwkwkwk…
Seperti mengawali usaha 8 bulan lalu, membuka kios baru
sungguh bukanlah sebuah perkara mudah. Apalagi ketika harus kerja sendiri.
Jangankan membayar pekerja, membayar kios saja harus pinjam uang kesana-kemari.
Namun, pergumulan kali ini lebih terasa ringan. Mungkin ini karena pengalaman
melalui pergumulan yang lalu-lalu. Bersambunk J
Jangan pernah menyerahJ. Jadikanlah tantangan sebagai cambuk untuk terus maju. Tuhan pasti
tidak akan membiarkan setiap orang yang mau berusaha. Ketika menjalani usaha, memang
akan banyak masalah, namun juga banyak keajaiban yang akan diperoleh. Opa bijak
seringkali bilang; “tanpa masalah, mustahil ada keajaiban”.
Teruslah perbaharui diri dengan mencari tantangan baru.
Jangan terbuai dengan kenyamanan hidup. Hari ini mungkin kita memiliki rumah
besar dan mewah, tapi bagaimana dengan masa yang akan datang? Ya, bisa jadi
masih memiliki rumah mewah, namun juga bisa jadi sebaliknya. Tantangan baru
membuat kita lebih bisa mengembangkan diri. Kebiasan kitalah yang akan
menentukan masa depan kita. Kebiasaan hidup santai akan membentuk kita menjadi
orang yang malas. Semakin banyak tantangan yang kita hadapi, semakin
berpengalamanlah kita menghadapi tantangan dalam hidup; baik tantangan kecil
maupun yang besar. Memulai usaha dari skala kecil, tantangannya pun kecil.
Menyelesaikan tantangan-tantangan yang kecil membuat kita menjadi orang yang
siap menerima tantangan yang lebih besar. Kebiasaan baik membuat kita menjadi
orang hebat. Kebiasaan buruk membuat kita menjadi orang yang biasa saja.
Kendalikan gengsi dan ego kita. Untuk apa malu karena hal-hal
baik yang kita lakukan. terakhir, nikmatilah usaha dan pekerjaan yang kita
jalani. Syukurilah semua yang ada.
Kios Makarios